Dua Gadis Penyandang Disabilitas Hidup di Kandang Bersama Kerbau

0
204

KAJEN – Adanya berbagai macam jenis program pengentasan kemiskinan dari pemerintah pusat, nampaknya masih belum maksimal dalam menyentuh warga masyarakat yang hidup dibawah standar kelayakan. Meskipun tinggal di pulau jawa, kedua gadis belia dan orang tuanya, setahun terakhir ini terpaksa hidup disebuah kandang hewan satu atap dengan kerbau, yang berlokasi diatas perbukitan Mangger Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (03/09/2018).

Seperti inilah jalan untuk sampai ke lokasi tempat yang dijadikan rumah tinggal di sebuah kandang kerbau berada di Perbukitan Mangger Desa Sengare, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Kehidupan yang keras kini sedang dialami dua gadis belia bersaudara yang diketahui memiliki keterbatasan fisik bersama orang tuanya.
Wiwit Setianingsih 16 tahun dan Vivi Ratnasari 10 tahun putri dari pasangan Dasirin 56 tahun dan Tarkonah 50 tahun ini menjalani keseharianya dengan berdiam diri di dalam sebuah gubuk yang berukuran sekitar 4 X 6 meter persegi. Mirisnya lagi mereka kakak beradik tersebut tinggal bersama kerbau yang berada di tengah hutan sebuah perbukitan Mangger.
Terkadang kedua orang tuanya pergi keluar untuk mencari nafkah sedari pagi hingga sore hari. Sementara, jarak gubuk tempat tinggalnya tersebut, sekitar lima kilometer dari pemukiman warga, dan harus menembus belantara hutan dengan medan jalan tanjakan terjal untuk bisa sampai kelokasi tempat wiwit dan vivi dimana tinggal.
Jerami dan kotoran ternak hewan kerbau menjadi pemandangan dan aroma khas sehari-hari dinikmati oleh kedua bocah gadis tersebut, kondisi semakin parah jika menjelang gelap, lantaran keluarga Dasirin hanya mengandalkan lampu teplok atau memakai bahan bakar minyak yang di gunakan sebagai penerang rumahnya dikala malam hari tiba. Wiwit sendiri mengalami kelumpuhan sejak menginjak usia kelas satu sekolah dasar. sedangkan sang adik mengalami keterbelakangan mental.
Dasirin mengaku sudah setahun ini terpaksa tinggal digubuk kandang hewan satu atap bersama kerbau, dikampungnya tidak punya rumah tinggal. Selain itu manakala dirinya beternak, Tetangganya banyak yang tidak suka lantaran menimbukan bau tak sedap. sementara anak-anakanya terpaksa tidak bisa mengenyang dunia pendidikan lantaran kondisinya. Meskipun begitu, dalam hati nurani berharap anaknya bisa hidup normal dan belajar selayaknya umumnya masyarakat.”Ujarnya.
Sementara itu pihak kepala desa, Hasanudin mengatakan, akan berusaha untuk memindahkan tempat tinggal dengan memberikan tanah kas desa yang ada. Selain itu juga secara administrasi akan dimasukan sebagai warga Desa Sengare.”Tukasnya.
Dengan kondisi kehidupan yang saat ini ada, Dasirin bersama keluarganya hanya bisa pasrah, sambil berusaha dengan mencukupi kebutuhan sehari-hari sambil beternak dan jadi tenaga serabutan.(UJ/6)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here