Tradisi Mapak tanggal dikampung Bengkah

0
732

DEMAK – Untuk menyambut Tahun baru yang istilahnya Mapak Tanggal berasal dari kata Mapak yang berarti menjemput dan tanggal yang berarti hari/tanggal hanya berlaku untuk tahun baru islam atau hijriyyah.

Dalam era modern ini ternyata tradisi mapak tanggal tersebut masih kental dan dilestarikan oleh masyarakat Dusun Bengkah, Desa Wonosekar Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak.

Seperti biasa menjelang Sholat Ashar, 30 Dzulhijjah masyarakat berbondong kemusholla dan masjid terdekat sambil membawa berkat bisanya berisi nasi, gudangan dan yang paling penting ada telur rebus.

Acara berjalan di depan Masjid dan Musholla atau di tanah lapang, selanjutnya berdoa bersama membaca doa pembuka tahun dan tahlilan, lanjut dengan ceramah atau nasihat dari kiai yang sangat di tunggu tunggu oleh masyarakat ditutup dengan doa dan makan berkat bersama.”Pokoke ing  akhir tahn dosa kabeh dingauro karo gusti Allah,” Tausiyah singkat Kyai Junaidi sebelum menutup acara.

Kasturi selaku tokoh pemuda sangat senang dengan adanya acara seperti ini, harapanya tradisi ini tidak punah.”Ahhh jadi teringat dulu saat kecil, seneng banget, ketika rebutan telur. Dulu tempat nasinya belum berupa bakul, tapi masin anyaman terbuat dari bambu (ancak),” ujar Kasturi tokoh pemuda setempat.


Menurutnya, inilah tradisi Nusantara jangan pernah ditinggal sehingga tidak punah walau diterjang segala hiruk pikuk masalah yang menghantam, hujanan fitnah dan caci maki karena dulu para wali menyebarkan agama dengan cara sepeti ini,”Ini cara yang indah dan santun harus dijaga dan dilestarikan,” harapnya.

Ditambahkan, kulturasi budaya Jawa dengan Islam perlahan melebur tanpa sedikit gesekan, tanpa perang kaum Jawen dan Budha pada saat itu berlahan masuk Islam dengan iklhas.”Inilah budaya kita, budaya Nusantara semoga terus bertahan dan jangan pernah sirna,” harapnya. (EKS/01)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini