KENDAL – Puluhan ribu warga Ke dalam dan sekitarnya menjadi saksi kemeriahan penutupan Pekan Raya Kendal (PRK) yang diisi KH Muhammad Habiburokhman yang akrab disapa Gus Miftah, Minggu (30/07/2023) malam.
Bupati Kendal Dico M Ganinduto menyampaikan, Kabupaten Kendal dikenal sebagai kota santri. Maka dari itu, ia berharap ke depan semua santri bisa sukses, memiliki akhlak yang mulia, memiliki karakter yang cerdas dan pintar.
Bupati berharap, mudah-mudahan Kabupaten Kendal ke depan bisa jauh lebih maju lagi, dan masyarakatnya bisa lebih sejahtera.“Saya mewakili Pemerintah Kabupaten Kendal, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dari seluruh masyarakat Kendal, terutama kepada jajaran TNI/ Polri, Forkopimda dan seluruh masyarakat Kendal,”harap Dico.
Dico berjanji, bersama seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Kendal akan terus memberikan yang terbaik, bekerja keras untuk kemajuan Kabupaten Kendal dan juga untuk kesejahteraan masyarakat Kendal
Gus Miftah mengaku bersyukur, karena Minggu malam itu, ia bisa dipertemukan oleh Allah dengan Bupati Kendal Dico M Ganinduto beserta masyarakat KKenda. Menurut Gus Miftah, Bupati menggelar pengajian bukan karena pengen pengajian, tapi ia membayar janji satu tahun lalu akan menghadirkannya lagi di Kendal.”Itu artinya, menandakan bahwa Pak Bupati adalah orang baik, Amin Allahumma Amin,” ujar Gus Miftah.
Gus Miftah menyampaikan, orang itu berbuat baik atau berbuat buruk, ternyata awalnya bukan dari dalam hati, tetapi dari mata yang melihat dan dari telinga yang mendengar.
Mata dan telinga adalah merupakan jendela untuk masuk ke dalam hati dan jiwa, maka orang yang selamat yaitu orang yang mampu menjaga mata dan telinganya. Berapa banyak orang menjadi baik, karena melihat pandangan yang baik dan mendengar sesuatu yang baik.”Tapi sebaliknya, orang menjadi buruk karena terlalu banyak pandangan buruk dan pendengaran yang buruk,”kata Gus Miftah.
Selain itu, bila banyak orang yang hatinya gembira karena yang dipandang adalah sesuatu yang istimewa, dan banyak orang yang gembira karena yang didengar adalah sesuatu yang luar biasa. Tapi sebaliknya, lanjut Gus Miftah, banyak orang yang sakit hati karena berangkat dari pandangan dan telinga.“Maka anda lihat, tidak pernah Allah itu menakdirkan orang buta dan tuli sekaligus. Kalau dia buta kemudian dia bisu banyak, dia tuli- bisu banyak, tetapi, tidak ada yang Allah takdirkan orang yang buta dan tuli sekaligus. Kenapa, karena kalau orang itu tuli dan buta sekaligus, tidak ada jalan hidayah. Mata tidak bisa melihat, telinga tidak bisa mendengar, enggak akan ada hidayah masuk ke dalam hatinya,”pungkasnya.(AU/01)