KENDAL – Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke – 30 tahun 2023 dengan tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju” dijadikan momentum kolaborasi semua pihak untuk melawan stunting. Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo saat acara peringatan Harganas tingkat Provinsi Jateng yang dilaksanakan di Kabupaten Kendal, Kamis (13/7/2023).”Peringatan Harganas kita jadikan momentum untuk berkolaborasi dalam melakukan percepatan penurunan stunting. Pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen tahun 2024, di mana pada 2019 mencapai 27,6 persen (Riskesdas 2019) dan di 2023 turun menjadi 21,6 persen,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo.
Disampaikan, BKKBN mengedepankan esensi ‘keluarga bebas stunting’ sebagai substansi tema dalam peringatan Harganas tahun ini, dengan maksud dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mendekatkan Hari Keluarga Nasional dengan keluarga Indonesia. Isu stunting sangat dekat dengan masa depan keluarga dan harus dapat disampaikan dengan cara yang lebih tepat, lebih menyentuh dan lebih memahami sudut pandang kkhalaya.”Pentingnya merencanakan keluarga, melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) bagi pasangan usia subur, dan mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya. Dengan demikian mimpi Indonesia 100 tahun mendatang (tahun 2045) menjadi negara yang memiliki Generasi Emas bisa terwujud,” ujar Hasto Wardoyo.
Dijelaskan, BKKBN mengedepankan 8 Fungsi Keluarga, di mana fungsi-fungsi ini harus dijalankan oleh suatu keluarga,yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menjelaskan, bahwa Jawa Tengah juga menargetkan adanya penurunan Stunting dan masih terdapat 17 Kabupaten/Kota yang memerlukan intervensi intensif.“Mari kita bergotong royong bersama, seperti apa yang dilakukan oleh Kabupaten Kendal, Kota Semarang dan daerah lain juga yang kini angka stunting mulai turun drastis. Hal ini karena di Jawa tengah masih terdapat 17 Kabupaten/Kota yang perlu kita intervensi secara intensif guna menurunkan stunting,” jelas Taj Yasin Maimoen.
Bupati Kendal Dico M. Ganinduto menyampaikan,bahwa awal tahun dilantik tahun 2021 angka stunting cukup tinggi dan di tahun 2022 pemerintah daerah mulai melakukan intervensi, sehingga angka stunting turun dari 14 persen menjadi 11,4 persen dan tahun 2023 per Februari turun kembali menjadi 10,9 persen.“Awal tahun 2021 saya mendapatkan angka stunting di Kendal cukup tinggi, namun dari tahun ke tahun kami pemerintah daerah terus berupaya melakukan intervensi guna menurunkan angka stunting, dengan upaya yang kita lakkukan di tahun 2023 per Februari turun cukup jauh di angka 10,9 persen atau lebih rendah dari yang ditetapkan Nasional,” ujar Dico M. Ganinduto.
Ditegaskan, keseriusan Pemerintah Kendal dalam mengatasi Stunting, saat ini Kendal masuk dalam nomor urut ke 8 terendah di tingkat Jawa Tengah”.Stunting menjadi salah prioritas guna memperbaiki kualitas SDM di Kabupaten Kendal,” tegasnya. (AU/01)