KENDAL – Pembangunan di Jateng dalam sepuluh tahun terakhir dinilai tidak merata karena lebih banyak dilakukan di wilayah pantura saja. Hal tersebut disampaikan Anggota DPD RI, DR Abdul Kholik SH MSi saat menggelar dialog bersama PWI dan perwakilan masyarakat Kabupaten Kendal, di salah satu Cafe du Jalan Tentara Pelajar, Rabu (14/12/22).”Pembangunan di Jateng masih belum merata dan masih banyak potensi yang belum tergarap secara maksimal, seperti pertanian, bahari dan wisata,” ujar Abdul Kholik.
Kholik mengatakan, belum lama ini pihaknya berkoordinasi dengan BPS. Diketahui kemiskinan di Jateng berdasarkan data resmi BPS mencapai 10, 93 persen atau 3,39 juta jiwa.”Kalau dilihat dari prosentase kelihatannya memang dibawah ambang kemiskinan ekstrem tapi jika dilihat dari angka jumlahnya hampir 4 juta dan itu angka yang sangat tinggi, padahal potensi Jateng sangat luar biasa,” katanya.
Dikatakan, dengan potensi yang dimiliki seharusnya Jateng bisa menjadi daerah yang mandiri, tapi realitasnya semua kebutuhan manufaktur masih import.” Bahkan garam saja masih import, padahal Jateng memili harus pantai yang sangat panjang. Ini kan miris,” jelasnya.
Dampak dari pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan pembangunan yang tidak merata pula. Dicontohkan kemiskinan di Kota Semarang hanya 4 persen sedangkan di Kebumen mencapai 18 persen.”Sudah saatnya ini menjadi dasar pembangunan merata agar Jateng mandiri dan sejahtera bisa tercapai,” katanya.
Kholik menjelaskan Jateng butuh akeseleraski dan memaksimalkan potensi asli Jateng. Pihaknya memiliki konsep agar pertumbuhan ekonomi bagus dibangun tiga zona ekonomi yaitu utara meliputi Kota Semarang dan sekitarnya, Zona Selatan Purwokerto dan sekitarnya dan Zona Timur meliputi Solo Raya dan sekitarnya.”Pembangunan harus merata dan bisa dicukupi dari SDA maupun SDM yang ada di Jateng. Tidak seperti sekarang banyak investor yang datang ke Jateng gara-gara upah buruh yang sangat murah,” tegasnya.
Sementara Ketua DPC PPP yang moderator dialog, Abdul Syukur SAg mengatakan, peran wartawan sangat besar, karena informasinya mengedukasi. Diharapkan lebih banyak mengangkat isu-isu yang terkait dengan kearifan lokal serta membangun optimisme dan spirit bagi semua pihak untuk ikut mengambil peran aktif dalam pembangunan.
Untuk itulah, DPD RI atau senator menggandeng wartawan di Kendal, untuk berdialog, terkait pengembangan daerahnya.”Seorang senator atau DPD tidak mungkin akan dikenal tanpa diberitakan oleh wartawan. Jadi senator sangat butuh peran serta dari par wartawan, untuk meliput kegiatannya,” ujarnya. (AU/01)