KENDAL – Memperingati bulan Film Nasional 2022, Jaringan Komunitas Rakyat Kendal (JARKE) menyelenggarakan Festival Film Kendal dengan judul “Festival Layar Tancep”. Acara ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 25 Maret 2022 di Pekarangan Budaya Sanggar Seni Kejeling, Desa Sidomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal dan akan berlanjut sampai tanggal 27 Maret 2022.
Kegiatan diawali dengan pembukaan Festival Layar Tancep 2022, kemudian dilakukan pemutaran film, dan dilanjutkan dengan diskusi mengenai Seni dan budaya di 2 film tersebut.
Ketua Panitia, Pupung mengatakan dua film ini menceritakan sudut yang berbeda. Film pertama yaitu Kejeling Nguri-uri dengan menceritakan tentang nasib pelaku seni budaya dalam mempertahankan nasib mereka di kota kelahirannya dan Film kedua yang memperlihatkan aktifitas Tradisi Jamasan Pusaka yang menjadi salah satu tradisi yang identik dilakukan pada bulan Suro.
Dikatakan, kegiatan ini secara konsep, Festival Layar Tancep 2022 baru pertama kali menggelar perayaan menonton program film non kompetisi. Dimana film yang diputar di layar tancep akan dilanjutkan dengan diskusi terbuka antara penonton bersama para sineasnya dan akan di laksanakan rutin setiap tahunnya.
Dijelaskan, Film Kejeling Nguri-uri garapan sutradara muda Ulin Nuha yang melihatkan proses Para Pelaku Budaya yang mempertahankan Seni Budaya dari 2017 sampai 2021.”Dengan proses 5 tahun yang begitu panjang mampu menjadi sorotan dari para penonton yang lebih banyak tersindir perihal anak muda yang sudah hilang akan jati diri budayanya dan termasuk mempertanyakan apresiasi pemerintah selama ini soal seni budaya,” ujarnya.
Ulin Nuha selaku sutradara mengerjakan Film Kejeling Nguri-uri ini bagian dari pengabdiannya untuk mempertahankan seni budaya melalui medium yang lebih mudah di cerna dan di pahami. Perihal ada yang tersinggung maupun termotivasi untuk Nguri-nguri budaya itu urusan yang menonton film ini yang penting seni budaya bukan sebagai beban biaya yang di lihat oleh pemerintah saat ini, tapi ini Investasi untuk diri kita sendiri dalam memutuskan mau melestarikan apa tidak Kata Ulin saat berdiskusi dengan penonton.
Dijelaskan, diadakannya acara pemutaran film tersebut juga di apresiasi oleh Ratna kepala desa sidomulyo yang tergugah hatinya untuk lebih peduli lagi dengan seni budaya di daerahnya setelah menonton Film garapan Ulin. Ini perlu di putarkan ke setiap RT dalam bentuk acara yang sama.”Biar masyarakat paham soal berharganya Seni Budaya yang harus kita jaga dan kita rawat, barangkali juga ketika masyarakat saya paham desa ini bisa menjadi desa budaya kedepannya,” ujarnya.
Ditambahkan, kegiatan dilanjutkan pemutaran Film Jamasan garapan Amrul Akamsi yang menceritakan secara ilmiah soal benda pusaka dan tradisi jamasan yang memiliki makna yang begitu dalam tentang bagaimana seseorang perlu introspeksi dan mengingat norma-norma kehidupan yang ada sehingga orang tak menyimpang dari pakemnya (jalan hidup).
Ditambahkan, Film jamasan ini juga menjadi akhir acara pembukaan Festival Layar Tancep 2022 dalam memperingati bulan film nasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret 2022. Dan akan ada pemutaran film dari karya-karya Sineas lainnya yang tentu akan lebih banyak ragam warna cerita yang akan di suguhkan dan ini juga akan menjadi ekosistem.”Kebudayaan dalam berjejaring, bertukar ide dan saling ber-gotong royong untuk menumbuhkan ekonomi kreatif di kendal kedepannya,” pungkasnya. (AU/01)