KENDAL – Empat pelaku pencurian yang terdiri dari dua karyawan, security dan penjaga gudang PT Trisumber Lintas Nusantara (TLN) Boja, berhasil dibekuk Kepolisian Pores Kendal, karena selama tiga bulan terakhir membobol gudang perusahaan. Secara Kontinyu mengambil minuman kemasan untuk dijual. Total sudah 19 ribu karton atau senilai Rp 350 juta minuman yang mereka curi.
yaitu, ES, 35, driver PT TLN warga Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo, DRA, warga Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo, SRN, 51, warga Desa/Kecamatan Boja, dan RHM, 40, warga Desa Merbuh, Kecamatan Singorojo.
Aksi mereka terungkap oleh salah seorang regional sales manager area Jawa Tengah PT TLN, bernama Wlly. Dirinya curiga karena terdapat selisih kekurangan stok barang sekitar 19 ribu karton minuman teh kemasan dengan di kantor depo PT TLN. Atas kejadian tersebut manajemen kemudian melaporkannya ke Polsek Boja.
Akibat aksi pencurian itu, PT TLN mengalami kerugian sekitar Rp. 350 juta. Aksi dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dari September- November 2019, mereka berhasil mengasak 600 dus.
Kapolres Kendal AKBP Ali Wardana SH SIK MH mengatakan, pencurian tersebut dilakukan secara berulang-ulang sejak bulan September sampai dengan November 2019 lalu, dilakukan dua sampai tiga kali dalam seminggu.
“Tiap kali pengambilan barang ,berkisar antara 200 sampai 600 karton dan setiap karton berisi 24 cup minuman,”kata Kapolres Kendal AKBP Ali Wardana.
DIKATAKAN, Polisi menyita barang bukti berupa 23 kertas dokumen delivery order, 3 lembar kertas hasil audit kantor PT. TLN Pusat Bandung, serta mobil box dan 5 karton minuman teh kemasan cup 160ml merk teh eco.“Kerugian perusahaan sendiri ditaksir kurang lebih RP. 350.000.000. Atas perbuatanya, para tersangka dijerat pasal 363 ayat 1 dengan pidana juncto pasal 64 KUHP pidana tentang pencurian dengan pemberatan dilakukan secara berlanjut dengan ancaman pidana 7 tahun hukuman penjara” ujar Kapolres Kendal AKBP Ali Wardana.
Salah satu tersangka Es, mengaku nekat melakukan pencurian ini karena terhimpit kebutuhan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari.“Upah saya sebagai sopir tidak cukup untuk mencukupi kebuhuhan hidup rumah tangga saya pak, jadi saya nekat berkomplot untuk mengambil barang- barang milik perusahaan,” kata ES. (AU/01)