KENDAL – Seratusan warga terdampak pembangunan jalan tol Batang-Semarang di Desa Penjalin dan Desa Sumur Kecamatan Brangsong yang rencananya menggelar demonstrasi ahirnya hanya audiensi terbuka dengan PT Waskita Karya, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Jasa Marga dan DPUPR Kabupaten Kendal di rumah Kades Penjalin, Kamis (09/08/2018). Mereka menuntut dibuatkan jembatan penghubung orang (JPO) sebagai akses warga.
Warga yang mengikuti audiensi mengenakan ikat kepala tanda perjuangan dan sebagian membawa poster bertuliskan tuntutan permintaan tersebut. Di sekitar lokasi juga dipasang spanduk bertuliskan tuntutan warga. Audiensi di bawah pengamanan anggota Polri dan TNI berjalan aman dan cukup singkat, karena pihak Waskita bersedia memenuhi tuntutan warga.
Anggota DPRD Kendal dari Fraksi PKB yang juga koordinator aksi, Samsul Huda mengajak seluruh pihak terkait dari Waskita, DPUPR Kendal, Jasamarga, serta warga untuk berdiskusi menyelesaikan masalah. Samsul Huda mengatakan jika hasil musyawarah telah mendapatkan kesepakatan antara warga, jasamarga, waskita dan DPUPR untuk membuatkan jembatan JPO sebagai akses penghubung 2 desa, namun untuk askses roda empat masih sesuai dengan rencana awal yaitu melalui terowongan.”Sudah ada kesepakatan antara Warga kemudian Jasamarga, Waskita, dan DPUPR bahwa akan dibuatkan jembatan JPO untuk akses kendaraan dan orang, sedangkan yang kedua untuk mobil masih sesuai dengan gambar STA yang ada atau sesuai rencana awal”ungkap Samsul Huda Anggota DPRD Kendal, Kamis (9/8/2018).
Menurut Samsul saat ini warga menunggu DPUPR Kendal membuat surat ke pihak Kementrian PUPR terkait permintaan warga, dan menunggu hasil tanggapan untuk pihak waskita dapat mengerjakan. Salah satu warga Desa Samiin mengatakan jika tuntutan warga tidak terealisasi warga akan melakukan pembelokiran jalan tol, usulan warga terkait pembuatan jembatan layang karena jalur terowongan memiliki medan yang curam dan sulit bagi warga yang menggunakan sepeda.
Sebelumnya pihak Waskita telah membuatkan penghubung ke 2 desa dengan membuatkan terowongan yang berada di bawah Tol Batang-Semarang, namun dikarenakan banyaknya warga yang bekerja sebagai petani dinilai jalur terowongan tersebut medannya sulit terutama bagi warga yang menggunakan sepeda untuk membawa hasil panen.”Unruk itu harus dibuatkan JPO agar masyarakat bisa mengakses dengan mudah,” jelasnya.
Sedangkan Humas Waskita Sesi IV Totok Suharto mengatakan, pihak Waskita siap memenuhi permintaan warga. Dirinya menjelaskan, Waskita hanya bekerja sedangakn pemilik tol Jasa Marga.”Tentu akan kami komunikasi lebih dahulu dengan PT Jasa Marga selaku pemilik jalan tol,” jelasnya. (AU/01)