KENDAL – Sudah ada 41 perusahaan yang berkelas lokal maupun internasional yang siap membangunan perusahaan mereka di Kawasan Industri Kendal (KIK). Hal tersebut disampaikan, Direktur KIK Basuri Tjahaya Purnama saat silaturahim dan buka bersama dengan wartawan Kabuapyen Kendal di Crown Hotel Semarang, Sabtu (09/05/2018). Saat ini sudah ada lima perusahaan yang sudah beroperasional dan tiga masih konstruksi,” katanya.
Basuri Tjahaya Purnama mengatakan, saat ini ketersediaan air menjadi faktor kendala utama sejumlah investor yang akan menanamkan investasinya di KIK. Dikatakan, banyak investor yang menanyakan ketersediaan air di KIK.”Untuk itu, kami sangat berharap pemerintah pusat, Propinsi dan Kabuapten bisa bersinergi untuk membangun infrastruktur ketersediaan air untuk menyuplai kebutuhan KIK,” jelasnya.
Dijelaksan, berdasarkan informasi yang diterima, dalam waktu dekat pemerintah pusat akan membangun bendungan karet di hilir Kali Blorong untuk memenuhi kebutuhan air di KIK. Dieinya berharap tidak ada kendala dalam prosesnya sehingga bendungan yang dibutuhkan segera terwujud.
Basuri menjelaskan, setiap perusahaan yang akan membangun selalu menanyakan ketersediaan air bersih dan listrik yang bisa dicukupi dengan harga yang tidak mahal. Karena itu, walaupun KIK berada dekat dengan laut, tapi tidak memanfaatkan air laut untuk diproses menjadi air bersih, karena membutuhkan biaya yang tinggi. “Kalau untuk kebutuhan listrik 1.000 mega what tidak ada masalah,”katanya.
Menurutnya, situasi perpolitikan nasional dan lokal juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan KIK. Diyakini setelah Pilpres 2019 nanti perkembangan KIK akan semakin baik. Saat ini dieinya belum bisa menarget kapan semua perusahaan yang sudah komitmen itu membangun pabriknya. Menurutnya, membangun kawasan industri bertaraf internasional seperti KIK itu tidak mudah, karena harus mempersiapkan semua pendukung, terutama infrastruktur, baik infrastruktur jalan, ketersediaan air bersih dan kebutuhan listrik. “Kami selaku pengelola KIK sangat berharap semua proses berjalan cepat, kalau terjadi kelambatan seperti ini kami menjadi pihak yang paling rugi,” kata Basuri.
Ada yang menggembirakan dari KIK, yaitu Politeknik Furniture yang peletakan batu pertamanya pada Oktober 2017 lalu ternyata pada Agustus 2018 mendatang mulai menerima mahasiswa baru. Perguruan tinggi bidang industri perkayuan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pabrik-pabrik yang dibangun di kawasan tersebut. “Sudah dipersiapkan, ketika lulus nanti sudah ada perusahaan yang menampungnya,” ujarnya.
Basuri yang akrab disapa Yuyu menambahkan, saat ini sudah ada 285 karyawan yang dipekerjakan di KIK. Sebagain besar pekerja berasal dari Kendal dan Semarang. (AU/01)
sayah siap pa..buat pembangunan pabrik….baja nyah sama pemasangan Atap..sepandek