Batang – Akibat musim penghujan berkepanjangan, harga sayur mayur di sejumlah pasar tradisional meroket tajam. Kenaikan harga tersebut, menyebabkan para ibu rumah tangga harus mengurangi jumlah belanja.
Seperti yang terjadi di pasar tradisional plelen gringsing kabupaten batang, jawa tengah, selasa (13/03/2018) sejumlah komuditi kebutuhan dapur saat ini tengah mengalami kenaikan harga yang signifikan. Kenaikan tajam dialami oleh sayur jenis daun sledri naik Rp 4000 per ikat.
Dari Rp 8000 menjadi Rp 12000 per ikat. Daun sawi dari Rp 4000 kini menjadi Rp 6000 per ikat. Daun kubis dari dari Rp 4000 menjadi Rp 5000 per kilo gram. Wortel dari sebelumnya Rp 6000 menjadi Rp 7000 per kg. Tomat dari Rp 5000 naik menjadi Rp 6000 per kg. Daun muncang naik Rp 1000 per kg, dari Rp 6000 menjadi Rp 7000. Terong dari Rp 4000 menjadi Rp 5000 bayem dari Rp 3000 menjadi Rp 5000 per kg. Timun dari dari Rp 3000 menjadi Rp 4000 per kilo gram.
Kenaikan harga tersebut banyak dikeluhkan oleh salah seorang ibu rumah tangga, Miskiyah mengatakan meroketnya harga sayur mayur memaksa dirinya harus memutar otak dengan terpaksa harus mengurangi jumlah pembelian dari biasanya membeli satu kilo, kini hanya cukup dengan setengah kilo saja. Ia hanya bisa bebrharap supaya tren ini tidak berlangsung lama.
Sementara itu salah satu pedagang sayur mayur, Sohabah menjelaskan, kenaikan harga sayur tersebut dikisaran Rp 1000 sampai Rp 4000 per kilo gram, dari semua jenis sayuran. Hal tersebut disebabkan cuaca yang masih banyak turun hujan, sehingga sudah sepekan ini harga sayuran cenderung mengalami perubahan harga.
Manakala cuaca masih banyak turun hujan, bisa dipastikan kenaikan harga akan merambat kekomuditas lainya seperti cabe dan bawang, karena berpengaruh dengan kondisi alam.(6)