Semarang – Sudah hampir enam petani di Kota Semarang kesulitan mendapat pupuk terutama pupuk urea. Akibatnya, tanaman mereka kekurangan pupuk dan terancam gagal panen. Hal tersebut sampaikan Matori (54) salah satu petani padi asal Kelurahan Podorejo Kecamatan Ngaliyan, Selasa (12/12).”Saat ini saya dan sejumlah petani di Podorejo sedang menanam jagung tapi sangat sulit mencari pupuk, karena dimana-mana sudah habis,” ujar Matori.
Menurutnya, karena sejumlah pengecer di Semarang sudah habis, dirinya sampai mencari pupuk di Gunungpati dan Kendal.”Alhamdullilah saya masih bisa mendapatkan pupuk sedikit dari Kendal,” ujarnya.
Abdul Munir dari Pengecer Puspita Tani mengatakan, memang sudah enam bulan ini, tepatnya di bulan Juni sampai sekarang pasokan pupuk dari distributor kosong. Sehingga dirinya juga kebingungan untuk mencari pupuk dari mana. Dikatakan, sesuai dengan penjelasan distributor ada pengurangan kuota pupuk dari pemerintah sehingga pasokan pupuk ke tempatnya juga berkurang.” Kalau tahun lalu pasokannya 164 ton tapi serang dibawah 50 ton,” ujarnya.
Menurut Munir, dengan adanya kartu tani terjadi pengurangan pupuk yang sangat besar padahal belum berfungsi belum dan belum semua petani mempunyai kartu tani.”Infomsi yang kami terima alokasi pupuk yang diberikan sesuai dengan jumlah kartu tani, padahal banyak petani yang belum punya kartu tani dan banyak petani tidak punya hak milik sawah hanya buruh tani. Ini jadi rancu,” ujarnya.