KENDAL – Warga Kendal diminta meneruskan perjuangan Pahlawan Nasional KH Akhmad Rifai. Hal itu disampaikan Wakil Bupati H Windu Suko Basuki saat membacakan sambutan Bupati Kendal Dico M Ganinduto pada acara Khoul KH Ahmad Rifai dalam rangka peringatan Hari Pahlawan dan Musda Rifaiyah Kabupaten ke-5 di Ponpes Al Fatih, Desa Damarsari Kecamatan Cepiring, Minggu (31/10/21).
Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki mengatakan atas jasa dan pengorbanan dianugerahi pahlawan nasional. Sebagai warga Kendal harus tau dan mau melanjutkan perjuangan KH Akhmad Rifai.”Ini suatu kebanggaan, mari lanjutkan perjuangan beliau minimal kita menjadi pahlawan untuk keluarga dan sekeliling. Selamat Musda. Pemkab kendal akan bersinergi seluruh ormas di Kendal,” katanya.
Ketua Panitia, H Parno SPdI MH mengatakan pihaknya sangat bersyukur akhirnya bisa menyelenggarakan Khoul Akbar Pahlawan Nasional KH Ahmad Rifai di Ponpes Al Fatih, Desa Damarsari Kecamatan Cepiring. Dikatakan dalam kegiatan juga dilakukan Musda Rifaiyah ke-5 yang diikuti 105 peserta dari PAC dan Ranting se-Kabupaten Kendal.”Kegiatan ini juga kedatangan dzuriyah langsdaei KH Ahmad Rifai yaitu cucu beliau, Ibu Masriah yang datang langsung dari Manado,” katanya.
Selaku Ketua Panitia, pihaknya menyampaikan banyak terimakasih atas bantuan semua pihak sehingga acara tersebut bisa terselenggara.
Plt Ketua Rifaiyah Kendal, KH Abdul Majit mengatakan khoul akbar merupakan program unggulan. Meski hanya menjabat plt 5 bulan namun akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan terobosan. Diantaranya rlmerampungkan pembangunan Gedung Cabang Rifaiyah Kendal.”Warga Rifaiyah juga harus selalu menjaga prokes dan menjalankan ajaran KH Ahmad Rifai seorang Pahlawan Nasional yang lahir Desa Tempuran 1200 H atau 1786 M,” katanya.
Beliau sempat diasuh pamanya KH Asari kiai Guru yang mashur di Kaliwungu kemudian menimba ilmu di Mekah 8 tahun dilanjutkan di Mesir 12 tahun lalu berjuang berjuang mendirikan pesantren Kali Salak Kabupaten Batang. Dijelaskan, karya-karya beliau lewat kritik di kitab yang menentang penjajah Belanda membuat Belanda geram dan dia disingkat di Minahasa, Ambon, Tondano dan akhirnya wafat disana dan di makanan di komplek makam Kiai Mojo.
Sekjen Rifaiyah, KH Syaiful SH MKn mengatakan saat ini ada 18 provinsi yang aktif pengurus Rifaiyahnya. Sebagai santri harus menjaga nama baik beliau. Gedung Pusat Rifaiyah di Batang juga baru proses dibangun dengan menelan biaya Rp 12 M. Dalam Musda pihaknya berpesan dilakukan Musyawarah mufakat sehingga tidakterjadi perpecahan.”Rifaiyah juga harus bersinergi dengan Pemda tidak ingin ada kontradiksi,” katanya. (AU/01)