Dampak Covid-19, Peternak  Ayam Petelur Kendal Setiap Hari Rugi Rp 16 Miliar

0
487
Keterangan Foto: Ketua Pinsar Kabupaten Kendal yang juga peternak ayam Petelor, Suwardi menunjukan kandam ayamnya yang dikurangi populasinya 30 persen.

KENDAL – Pandemi Covid-19 memberikan dampak luar biasa bagi peternak ayam petelur Kabupaten Kendal. Dari 967 peternak, mereka harus menanggung rugi hingga Rp 16 milliar setiap hari. Pasalanya harga telur ayam petelur semakin turun dan harga pakan semakin naik. Hal tersebut sudah berlangsung berbulan-bulan, sehingga membuat usaha mereka terancam gulung tikar. Bahkan sebagian besar sudah mengurangi populasi ayam petelur hingga 30-40 persen.

Hal itu disampaikan Ketua  Perhimpunan Insan Perunggasan( Pinsar), Kendal, Jawa Tengah,  Suwardi saat menunukan kandanya di Desa Plososari Kecamatan Patean, Jumat (10/09/21).’’Di Kendal ada 967 peternak ayam petelor dengan populasi sekitar 9,6 uta ekor. Ini terbesar kedua di Indonesia setelah Blitar. Tapi saat ini harga telur jatuh dan harga pakan terus naik sehingga kami setiap hari menanggung rugi mencapai Rp 16 milliar,’’ katanya.

Suwardi mengatakan saat ini  harga  telur semakin   anjlok,  per hari ini  harga telor hanya Rp 15 ribu/Kg di Kandang peternak, sedangkan harga pakan ayam  selalu  naik, sehingga  para  peternak  ayam telur  terancam gulung tikar. Dikatakan, pandemi Covid ini membuat harga telor terus turun drastis, untuk nutup biaya operasional saat tidak cukup padahal kebanyakan modal peternak berasal dari pinjam di bank, sehingga dengan situasi seperti ini mereka juga kesulitan mengangusr pinjaman.’’Kami minta pemerintah turun tangan mengatasi masalah ini, kalau tidak akan muncul banyak pengangguran baru di Kendal saja ada hampir 40 ribu stake holder yang bergerak dibidang peternakan ayam ini mulai dari peternak, pekerja, petani jagung, buruh angkut dan lainnya,’’ katanya.

Suwardi meminta pemerintah membantu menurunkan harga jagung yang terus melambung dan memberikan kelonggaran peternak dalam menganggsur pinjaman. Sekjen  Koperasi Unggas  Sejahtera Kendal, Sigit purnomo  mengatakan, di Kabupaten Kendal  satu  hari  bisa  produksi telur  sebanyak  325 ton. Dengan asumsi kalau harga pakan Rp 6500-6800/Kg dikalikan tiga,  akan ketemu harga  break even point (BEP)harga ual telor perkilogramnya.’’Maka  ideal harga telur mestinya  Rp 19.500/Kg, namun  kenyataan saat ini  harga telur Rp 15 ribu/Kg . Maka  satu  kilogram telur peternak mengalami kerugian sekitar  Rp 5000 kalau  di kalikan  325 ton maka  akan ketemu sekitar Rp 16 miliar,’’ jelasnya.

Diakatakn, harga  telur di pasar tradisional masih tinggi  tidak ada penurunan,  harga kisaran Rp 21-21 ribu/Kg. Menurut Sigit, untuk mengurangi kerugian pihaknya juga mengurangi populasi ayam sekitar 30-40 persen. Bahkan  ayam  usia 65 minggu sudah di afkir dini untuk mengurangi biaya operasional.”Meski demikian kami  tidak mengurangi karyawan yang bekerja,’’ jelasnya. (AU/01)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini