BLORA – Diputus Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan tempat ia kerja di Surabaya, satu keluarga bermaksud pulang ke kampung halaman di Dukuh Bakal, Desa Andongrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora Jawa Tengah, Kamis, (08/05/2020). Namun mereka ditolak warga karena terduga terpapar Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Beruntung pihak pemerintah desa mau menampungnya di sebuah rumah isolasi di sekolahan madrasah diniyah desa setempat. Warga satu keluarga yang terdiri dari suami, Istri dan dua orang anaknya. Sang suami dulu lahir di Desa Andongrejo, namun sejak orangtuanya meninggal dunia, ia merantau ke Surabaya dan pindah kartu tanda penduduk (KTP) di Surabaya.
Oleh katena ditengah pandemi corona ini, ia tertimpa musibah di keluarkan dari perusahaannya, di Surabaya sudah tidak punya sandaran hidup. Ia bermaksud mengajak istri dan anaknya naik sepeda motor pulang ke kampung halamannya karena disana sudah tidak ada lagi pekerjaan dan tempat tinggal, sedangkan biaya hidup sangat tinggi.
“Baru Jumat kemarin pulang, istrinya hamil dan melahirkan, waktu tes suhu ,istrinya panas tinggi karena melahirkan namun oleh warga sekitar di tolak,” ungkap Sahlan Kaur Kesra (Modin) desa Andongrejo, saat ditemui dilokasi Jumat, (08/05/2020).
Menurutnya, warga yang ber-KTP Surabaya itu pulang ke desa Andongrejo bermaksud menemui saudara sepupunya di dukuh Bakal. Namun karena kondisinya seperti ini warga dukuh Bakal ketakutan.
“Waktu akan melahirkan istrinya panasnya tinggi, sebenarnya mau dioperasi tapi bayinya sudah lahir keluar duluan secara normal,” imbuhnya.
Salah satu warga desa Andongrejo, Sugiyono mengatakan bahwa sejak Kamis kemarin mereka di isolasi dirumah isolasi gedung madrasah. Untuk kebutuhan sehari-harinya ia dibantu oleh warga Andongrejo yang simpati.
“Kemarin sudah di datangi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora juga telah memberikan bantuan,” ucap Giyono.
Sugiyono menambahkan pihak pemerintah desa (Pemdes) Andongrejo kebingungan, walaupun dulu pernah tinggal dan lahir di Andongrejo, namun KTP-nya Surabaya.”Saran warga agar mereka di isolasi selama 14 hari dulu, agar masyarakat tenang,” pungkasnya.(KU/01)