KENDAL – Disela-sela kunjungannya ke Kabupaten Kendal, Menteri Koperasi dan UKM RI, Drs Teten Masduki menyempatkan diri mengunjung PT Terryham Proplas Indonesia, produsen Kend UPVC, Jumat (24/1/2020). Kunjungan itu untuk melihat langsung produksi UPVC sebagai produk industri dalam negeri sekaligus sebagai alternatif produk bahan bangunan pengganti kayu yang semakin langka dan satu-satunya di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM RI, Drs Teten Masduki mengatakan, saat ini dan kedepan akan sulit mencari bahan kayu untuk kebutuhan furnitur, untuk itu pihaknya sangat mendukung dan mensuport usaha tersebut. Terkait permaslahan UKM untuk ekspor, ada beberapa hal antara lain pengusaha UKM berkreasi kepada produk, bukan mempertahankan originalitas, baik itu dalam rasa maupun warna. Padahal bayer lebih suka pada orginalitas. Selain itu juga keterbatasan pengusaha kecil dalam memahami dokumen yang harus dipersiapkan. “Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM membantu industri menengah untuk ekspor,” katanya.
Menurut Teten, Kends UPVC sebagai produk industri cepat saji memberi peluang yang besar untuk ikut andil mengatasi permasalahan perumahan di wilayah bencana. Artinya, rumah berbasis Kends UPVC bisa dijadikan bahan bangunan untuk pengadaan rumah secara cepat. Apalagi di banyak daerah, proses pembangunan rumah bantuan pemerintah lama tidak selesai. “Produk Kends UPVC ini bisa menjadi solusi atau alternatif untuk pembangunan rumah di daerah rawan gempa. Karena seperti yang sudah-sudah dalam pembangunan bantuan rumah di daerah rawan gempa, kadang satu selesai, yang satunya sudah rusak,” katanya.
Direktur PT Terryham Proplas Indonesia, Syamsunar mengatakan, selain memiliki peluang yang cukup besar untuk berkembang di dalam negeri, kends upvc juga berpeluang melakukan ekspor karena sudah memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) hingga 76 persen. Pesaingnya pun belum banyak dari negara produsen upvc, yang terberat hanya Jerman dan Hhina. “Pak Menteri teten mensupport TP. Terryham sebagai industri baru agar ke depan bisa ekspor. Selain itu juga bisa melahirkan UKM baru melalui kerjasama dalam hal pemasaran produknya,” katanya. (AU/01)