KENDAL – Sejak Januari hingga Juni 2019 ini, sebanyak 7 orang telah meninggal dunia di RSUD Dr Soewondo karena penyakit Tubercolosis (TBC). Hal itu membuat daftar rentetan penderita TBC di Kabupaten Kendal yang meninggal dunia semakin banyak. Pada tahun 2018 saja jumlah orang meninggal sebanyak 9 orang yakni terdiri dari lima pria dan empat wanita.
Kepala Humas RSUD Dr Soewondo Kendal, dr Muhammad Wibowo mengatakan selama periode bulan Januari sampai Juni pihaknya telah merawat pasien terinfeksi kuman Bacterium Tubercolosis sebanyak 302 orang. 37 lainnya dinyatakan sembuh dan 265 orang menjalani pengobatan berjalan.
“Jika ada pasien kami yang terlihat batuk hebat saat hendak melakukan pengobatan maka akan kami segera berikan masker. Hal itu untuk meminimalisir tersebarnya penyakit TBC ke pasien lainnya,” ujarnya, Jumat (05/07/2019).
Pihaknya pun juga mendesain ruang pengobatan dan ruang perawatan yang khusus bagi para penderita TBC agar penularan penyakit tidak terjadi. Ruang itu tidak menggunakan AC namun menggunakan kipas yang diarahkan ke arah jendela keluar agar kuman tersebut dapat tersedot keluar dari ruangan.
“Kuman ini akan berkembang biak jika dalam sirkulasi udara yang tidak baik, namun akan mati jika terpapar matahari sehingga diarahkan ke luar jendela agar terpapar matahari, pasien dan penjenguk pun juga diwajibkan menggunakan masker,” ujarnya
Menurutnya penyakit TBC dikaitkan dengan penyakit HIV. Pasalnya penyakit TBC menjadi penyakit komplikasi dari penyakit HIV sehingga pihaknya saat melakukan pendeteksian penyakit TBC maka pihaknya juga akan melakukan pendeteksian penyakit HIV juga.
“TBC dapat disembuhkan dengan teratur melakukan pengobatan hingga tuntas, biasanya para pasien setelah melakukan pengobatan beberapa kali sudah merasa enakan sehingga tidak melanjutkan pengobatan lagi. Akhirnya penyakit itu kambuh kembali,” katanya
Sementara itu, seorang pengunjung pasien TBC yang dirawat di RSUD Dr Soewondo, Wiwik mengatakan bahwa pasien TBC yang dirinya jenguk sudah mengalami penyakit TBC lebih dari 3 tahun.
“Ya karena tidak teratur jadi sering kambuh, kadang kalau minum obat kebanyakan kepalanya jadi pusing jadi tidak rutin minum obatnya,” pungkasnya. (AU/01)