KAJEN – Bupati Pekalongan KH Asip Kholbihi, S MSi mengukuhkan 67 Kepala Sekolah (Kasek), di Aula lantai I Setda Kabupaten Pekalongan, Kamis (11/04/2019). Mereka terdiri dari 5 Kepal SMP dan 62 Kepala SD.
Pengukuhan dihadiri Sekretaris Daerah Dra Hj Mukaromah Syakoer MM beserta para Asisten, Kepala BKD H. Totok Mulyanto SE, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan H Sumarwati SPd MAP serta beberapa perwakilan OPD lainnya dan seluruh Pengawas SMP dan SD di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengungkapkan semua sepakat dan satu visi untuk memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Pekalongan. Pihaknya menyampaikan terima kasih selama ini kepala sekolah sudah berjuang lahir dan bathin untuk mendidik anak-anak supaya menjadi anak yang berilmu yang bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya.”Ini adalah tugas mulia ditengah-tengah kesibukan para kepala sekolah,” ujar Bupati.
Dituturkan Bupati, pihaknya memahami akan kesibukan para Kepala Sekolah yang juga disibukan dengan tugas administrasi yakni terkait sertifikasi. “Tentu hal ini tidak boleh melupakan esensi tugas sebagai seorang guru untuk mendidik anak-anak kita. Silahkan tugas administrasi dikerjakan, poin-poin diselesaikan, tapi jangan melupakan tugas pokok dan fungsi selaku guru sekaligus kepala sekolah,” terangnya.
Kemudian yang paling penting, kata Bupati, karena para guru secara sosiologis mengajar pada generasi Z yakni generasi yang lahir setelah tahun 2000 ini yang memiliki karakter, pendekatan, keilmuan yang tentu berbeda waktu kita dulu.
“Untuk itu dibutuhkan kepiawaian para guru yang secara sosiologis diklasifikasikan sebagai generasi X yang rata-rata lahir tahun 70an-80an,” tutur Bupati.
Saat ini anak-anak banyak yang mempunyai sifat individualistik yang asyik dengan dunianya sendiri, sudah tidak begitu peduli dengan lingkungan, dengan orang tuanya saja sudah tidak begitu peduli, termasuk dengan guru, dengan kawan seiring. Ini memang sebuah perubahan. Untuk itu diperlukan penguasaan baik itu sosiologis psikologis anak.
“Untuk itu di tengah situasi seperti itu kenali dengan baik akan karakter anak didik kita. Kalau sudah tahu persis karakternya, para guru sudah punya kemampuan ilmu untuk bagaimana agar anak didiknya bisa mengendalikan diri meskipun mereka bergantung dengan komputer, handphone, namun untuk tujuan yang positif konstruktif,” tambahnya.(UJ/06)