Kenalkan Seni Budaya, Pelajar SMP Digembleng

0
176

KAJEN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan menggelar kegiatan Kemah Seni Budaya bagi siswa seluruh SMP di Kabupaten Pekalongan, di Lapangan Desa Kulu, Kecamatan Karanganyar, Senin (05/11/2018) sore.

Kegiatan yang dihadiri oleh Sekda Dra Hj Mukaromah Syakoer, MM dan para Asisten dan para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Pekalongan, Bupati Pekalongan KH Asip Kholbihi, SH MSi.
Sekretaris Dindikbud, Susanto Widodo mengatakan kegiatan kemah siswa agar lebih guyub rukun, pagelaran digelar wayang pendidikan, pelatihan seni budaya, permainan rakyat, diskusi dan lainnya.
“Ini untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya di kalangan siswa SMP di Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini tak lepas dari dukungan semua pihak, diantaranya MGMP Seni Budaya, kepala sekolah, PMI, dan pihak lainnya,” kata Susanto Widodo.
Dikatakan, kemah seni budaya dibuka dengan kegiatan kesenian gamelan yang dimainkan oleh pelajar SMP, serta dimeriahkan gerakan atraktif tari kreasi Janger Nusantara dari siswa SMP Negeri 1 Karanganyar setempat.

Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH MSi mengatakan kegiatan sosial seperti kemah budaya sangat penting untuk membekali anak-anak dalam berjuang di tengah pergaulan globalisasi.
“Saya berpesan kepada kepala sekolah dan guru, mencari terobosan inovasi baru agar materi yang diajarkan, baik formal, non formal setidaknya disesuaikan dengan generasi z, generasi yang lahir sejak tahun 1990 an,” tandas bupati.
Hal itu dikarenakan anak sekarang berdasarkan penelitian sosiolog, terkena fenomena asosial, yakni anak-anak tercerabut dari akar sosial, baik di keluarga maupun masyarakat. “Anak-anak sekarang berada di zaman tanpa batas, ini butuh kearifan kita, agar anak tidak melupakan akar budaya dan akar sosial,” terang Asip.
Dijelaskan, banyak anak-anak di luar negeri belajar budaya Indonesia, seperti gamelan, akan tetapi anak-anak Indonesia justru dijauhkan dengan budaya adiluhung terebut. Sehingga, menanamkan rasa cinta budaya, cinta tanah air, dan kembali lagi ke alam yang menjadi spirit gaya hidup guyub, rukun, toleran, teposliro, sangat penting dilakukan.
“Sekolah harus menjadi tempat bersemainya kembali budaya-budaya asli kita. Dimana-mana orang kembali ke akar budayanya. Seperti kegiatan kemah budaya itu sangat tepat sekali dilakukan pada era zaman milenial seperti sekarang ini,” jelas bupati.(UJ/01)

Baca juga :  Cegah Diskriminasi, Penyandang Disabilitas dan Lansia Terima 600 Paket Bantuan dari Walikota

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini