Warga Berebut Gunungan Sumpil, Tradisi Kutoharjo Menyambut Bulan Ramadhan

0
827
Keterangan Foto: ratusan warga berebut gunungan yang terbuat dari hasil bumi dan sumpil.

KENDAL – Ratusan warga Dukuh Jagalan Desa Kutoharjo Kecamatan Kaliwungu berebut sumpil di kompleks makam Pakuwojo, Kamis (26/04/2018) sore. Sebelumnya gunungan sumpil dan gunungan hasil bumi didoakan kemudian di arak keliling kampung dan kembali Komplek Makam Eyanh Pakuwojo untuk diperebutkan warga yang sudah tidak sabar menunggu.

Sumpil merupakan makanan khas Kaliwungu yang dibungkus dengan daun bambu. Sumpil juga menjadi makanan khas setiap khoul Eyang Pakuwojo yang merupakan ulama besar penyiar agama Islam di Kendal waktu itu.

Camat Kaliwungu Dwi Cahyo mengatakan, Sumpil mempunyai kepanjangan Sumeleh Urip Marang Pinaring Ingkang Langgeng. Sumpil mengandung arti bahwa setiap manusia harus berserah diri kepada Allah SWT. Selain itu haru mengingatkan yang sudah meninggal dan gotong royong serta sedekah.”Kgiatan ini rutin diselenggarakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan trandisi sangat penting untuk di lestarikan,” ujarnya.

Keterangan Foto: Gunungan yang terbuat daru hasil bumi dan sumpil di arak dari makam pakuwojo menuju ke perempatan depan makam Pakuwojo.

Pengurus makam Pakuwojo Zaenal Arifin mengatakan khoul Eyang Pakuwojo selalu diakan setiap tahun menjelang bulan Ramadhan. Tidak pernah ketinggalan Sumpil dan gunungan diarak dari makam Wali Hasan Abdullah alias Eyang Pakuwojo menuju bukit Jabal. Dikatakan, Pakuwojo merupakan salah satu penyebar agama Islam di Kaliwungu dan Kendal. Bahkan sejarah berdirinya Kabupaten Kendal tak lepas dari perjuangan Pakuwojo.”Setelah didoakan gunungan diatak untuk diperebutkan warga sebagai bentuk keberkahan dan saling berbagi sesama manusia. Ini  merupakan cara  masyarakat untuk mengungkapkan rasa  syukur pada  Alloh  Tuhan yang maha Esa,” jelasnya.

Dijelaskan, filosofi  Sumpil yang berbentuk segitiga ujungnya  runcing  menunjukkan  bahwa  manusia harus  selalu  berhubungan  dengan  yang  di atas yakni Alloh SWT.“Maka ketika gunungan itu dibuka wajar jika warga saling berebut mendapatkan isi gunungan itu,” kata  Zaenal.

Salah satu warga Masruhan (56) mengaku rela berebut gunungan sumpil karena makanan ini jarang ditemukan. Dia berharap mendapatkan keberkahan setelah menyantap makanan itu. Sebab di yakini jika  mekan   sumpil yang  sudah di doakan para  kiyai dan Ulama kita  akan mendapatkan berkahnya.“Apalagi makanan tersebut sudah didoakan sebelumnya, saya yakin  mendapatkan  berkah” kata Masruhan. (AU/1)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini