Ratusan Burung Kicau Semarakan HUT Kota Batik Ke-112

0
173
Keterangan Foto: Lomba burung kicau dalam rangka HUT Kota Pekalongan ke-112 berlangsung meriah.

PEKALONGAN – Suara merdu ratusan burung kicau menyemarakkan Hari Jadi ke-112 Kota Pekalongan. Lomba Kicau Burung Road to Piala Walikota Pekalongan 2018 yang diselenggarakan Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) di Halaman Kantor Dinperpa, Jalan Letjend Suprapto, Kuripan Kertoharjo, berlangsung meriah, Senin (2/4/2018).

Sebanyak 650 pecinta burung kicau dari Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang dan Kudus yang hadir di acara lomba burung berkicau dalam rangka HUT ke-112 Kota Pekalongan tersebut. Hadiah jutaan rupiah dan tropi telah dipersiapkan oleh panitia.

Walikota Pekalogan Saelany Mahfudz mengatakan selain sebagai wadah penyaluran hobi dan sarana rekreasi, lomba burung berkicau tersebut merupakan upaya mendorong pariwisata dan perekonomian masyarakat Pekalongan.

Dikatakan, lomba burung berkicau ini di samping sebagai sarana konservasi, juga sebagai ajang silaturahmi.”Ada banyak penggemar, penghobbies, dan beragam komunitas yang bersatu untuk hal sama yaitu kesukaan pada burung berkicau, tidak ada politik, warna dan sebagainya, kita semua saudara, sehobi dan sehati,” ujarnya.

Diharapkannya dengan adanya lomba seperti ini juga dapat mengangkat perekonomian dan meningkatkan harga jual burun, sehingga akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk merawat burung, yang pada akhirnya kelestarian burung di alam Indonesia tetap terjaga.

Pihaknya menyambut baik hobi masyarakat memelihara burung kicau, karena merupakan kegiatan positif yang menjauhkan masyarakat dari Narkoba dan tindakan kriminal. sesungguhnya hobi ini juga mampu membangkitkan ekonomi kreatif,”Terlebih Kota Pekalongan telah ditetapkan sebagai Kota Kreatif Dunia. Kreativitas seperti perajin sangkar, penangkaran burung kicau, pencari jangkrik dan kroto, secara otomatis akan pula terangkat tingkat ekonominya,” paparnya.

Saelany menambahkan kegiatan tersebut bisa meningkatkan kepeduli terhadap konservasi hayati melalui minat dan hobi pada burung berkicau.”Khususnya terhadap perkembangbiakan burung-burung yang masuk dalam kategori dilindungi, jika tidak dikembang biakkan lama-kelamaan akan punah,” kata Saelany.

Kepala Dinperpa, Agus Jati Waluyo menatakan Berdasarkan data Burung Indonesia tahun 2017, jumlah jenis burung di Indonesia tercatat 1.769 jenis. 531 jenis burung yang statusnya dilindungi dan lebih dari 372 jenis burung endemik, yaitu jenis burung yang tidak dapat ditemukan di negara lain di dunia.

Untuk burung kicau, baru sekitar 8 jenis yang sudah ditangkarkan yaitu: anis merah (Zoothera citrina), lovebird (Agapornis sp.), cucak rawa (Pycnonotus zeylaniCUS), murai batu (Copsychus malabaricus), kacer/murai (Copsychus saularis), ciblek (Prinia familiaris), cucak hijau (Chloropsis sonneratii), dan kenari (Canarium xp).

Dijelaskan, pada hari jadi ke-112 Kota Pekalongan, untuk pertama kalinya Pemkot Pekalongan melalui Dinperpa mengadakan kegiatan Lomba kicau burung yang bertajuk Road to Piala Walikota Pekalongan melalui kerjasama dengan komunitas kicau mania Pekalongan Independent.

Jaga Kelestarian Alam
Ia berharap even tersebut dapat menjadi even tahunan yang menjadi salah satu destinasi bagi para pcinta burung. Pada kesempatan tersebut dipertandingkan 5 kelas lomba dengan berbagai macam jenis burung yang diperlombakan didalamnya. Menurutnya, tujuan diadakannya even ini adalah sebagai ajang silaturahmi antar penggemar burung berkicau serta menjadihal yang positif sebagai bagian dari budaya masyarakat dan sebagai aktivitas yang bernilai ekonomi disamping sebagai upaya pelestarian lingkungan dengan tumbuhnya penangkar-penangkar burung.“Kkegiatan ini
sekaligus turut menjaga kelestarian burung di alam liar yang saat ini sudah mulai langka denganmenghindari”, lanjut Agus Jati.

Lebih lanjut ia mengatakan upaya penangkapan burung di alam liar agar kelestariannya dapat terjaga. Karena dengan tumbuhnya penangkaran ini, roda ekonomi kerakyatan ikut tumbuh, dimana terdapat mata rantai yang ikut bergerak dari sebuah sub sistem ini seperti pembuatan sangkar burung, pakan burung, obatobatan, pedagang, semuanya semakin tumbuh. Berdasarkan data secara nasional diperkirakan sekarang perputarannya mencapai Rp1,7 triliun per tahun.

“Sehingga dengan tumbuhnya kegiatan non formal di bidang perburungan ini tentunya kita harapkan dapat ikut mendorong terbentuknya masyarakat Kota Pekalongan yang lebih sejahtera,” pungkasnya.(6)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini