Pembacokan Takmir Masjid Murni Kriminal

0
478
Keterangan Foto: Korban pembacokan Kiai Ahmad Zaenuri dirujuk ke RSU Tugu Semarang.

KENDAL – Peristiwa pembacokan yang dilakukan Suyatno alias Bogel warga Desa Johorejo RT 1  RW 1 Kecamatan Gemuh terhadap takmir masjid At Tuqo kiai H Ahmad Zaenuri dan anaknya Agus Nurus Sakban, langsung mendapat respon dari Kapolres Kendal AKBP Adi Wijaya. Disela-sela acara puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Kabupaten Kendal, Kapolres memastikan kasus pembacokan dan penganiayaan terhadap dua orang warga Desa Truko Kangkung Kendal murni kriminal. Namun demikian polisi masih memeriksa pelaku yang kondisinya luka parah akibat dihakimi massa.”Kasus pembacokan dan penganiayaan yang dilakukan pelaku, murni kriminal,” jelas Kapolres Kendal AKBP Adi Wijaya.

Kapolres mengatakan penganiayaan ini mengakibatkan dua orang mengalami luka parah salah satu korban terpaksa dirujuk ke rumah sakit di Semarang. Sementara pelaku hingga saat ini masih dalam perawatan di RSU Soewondo Kendal karena mengalami luka parah akibat dihakimi massa. Kapolres menegaskan kasus ini murni kriminal, hanya kebetulan salah satu korban adalah takmir masjid di wilayah Truko.“Ini kasus kriminal murni dan penganiayaan hanya saja salah satu korban merupakan takmir masjid di Truko,” katanya.

Menurut Kapolres, untuk memastikan kejiwaan pelaku polisi akan melakukan tes kejiwaan. Pelaku sendiri dari rekam jejaknya belum pernah dilakukan pemeriksan kejiwaan.
Hingga Sabtu (17/3/2018) malam kondisi korban pembacokan masih lemas dan belum bisa dimintai keterangan. Korban Agus Nurus Sakban dirawat di RSI Weleri Kendal sedangkan mertuanya Ahmad Zaenuri yang mengalami luka parah di bagian kepala dan tangan kirinya terpaksa dirujuk ke rumah sakit di Semarang.

Kasus pembacokan ini terjadi saat korban Agus Nurus Sakban bersama istrinya Zakiyatul Fakhiroh hendak keluar rumah menggunakan mobil. Baru sampai di depan rumah korban dihampiri pelaku dan langsung mengayunkan senjata tajam hingga terluka. Pelaku kemudian dihajar warga hingga babak belur dan tidak sadarkan diri. (1)