KENDAL – Setelah diajukan sebagai sekolah Adiwiyata, SMPN 4 Cepiring menerapkan program Jumat bersih dan bebas polusi udara. Untuk itu, guru dan murid tidak boleh membawa kendaraan bermotor masuk ke dalam sekolah, sehingga para guru dan karyawan yang membawa motor harus menitipkan kendaraan mereka di rumah-rumah warga radius 100 meter. Hanya mereka yang jalan kaki dan naik sepeda kayuh yang diizinkan masuk area sekolah.
Kepala SMPN 4 Cepiring Yusuf Jupri mengatakan sebagai sekolah adiwiyata pihaknya membuat kesepakatan pada guru, orangtua dan komite sekolah, bahwa sekolah harus bebas dari sampah, bebas polusi dan hijau.“Dengan begitu diharapkan, para guru, karyawan dan siswa akan betah di sekolah karena lingkungan sangat mendukung dan nyaman, bersih dan sehat,” ujarnya.
Dikatakan, mulai dari siswa masuk sekolah, guru sudah menghadang di depan pintu gerbang dan menyambut para siswa untuk turun dari sepeda dan berjabat tangan dengan guru. Begiti pula para guru yang datang juga memberikan contoh pada siswanya berjabat tangan dan turun dari sepedanya. Saat memasuki halaman sekolah siswa harus turun dari sepeda bahkan kalau hari Jumat, tidak satupun guru mengendarai sepeda motor karena kendaraan mereka dititipkan di rumah warga dalam radius 100 meter.”Sebab lingkungan sekolah harus bebas pulusi udara dan bebas sampah bekas serta bebas bungkus jajan,” ujarnya.
Menurut Jupri, melihat halaman tampah hijau, udara menjadi segar sehingga aktivitas sekolah menjadi menyenangkan. Selain itu di kantin sekolah juga tidak boleh menyediakan jajanan yang menggunakan bungkus plastik.”Tujuan agar tidak meninbulkan sampah banyak dan membuat sekolah menjadi kotor dan tidak nyaman,” ujarnya.
Dijelaskan, untuk mewujudkan sekolah adiwiyata, SMPN 4 Cepiring menerapkan Jumat bersih polusi udara dan bersih lingkungan termasuk guru yang jauh dari sekolahpun juga mendukung program ini. Ditambahkan, kegiatan ini mendapat dukungan dari komite sekolah dan wali murid.”Kepala sekolah juga sangat di sambut baik bahkan bersama orang tua murid dan komite menyerahkan tanaman untuk di tanam di lingkungan sekolah agar kelihatan hijau dan sejuk,” jelasnya.
Salah satu guru, Ali Wakid misalnya berangkat ke sekolah kurang lebih 25 menit mengayuh sepeda untuk ke sekolah. ”Rencananya program ini di laksanakan setiap hari Jumat,” ujar Ali Wakid. Salah satu siswa SMPN 4 Cepiring, Nadia Astuti mengatakan, dirinya sangat mendukung program sekolah Jumat bersih, bahkan tidak hanya hari Jumat saja namun setiap hari selalu dilakukan kebersihan. Bahkan dengan dijadikanya sekolah adiwiyata Nadia jadi betah di sekolah.”Dengan dibersihkan ini udara menjadi sejuk dan sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar,” jelasnya. (1)