KENDAL – RSUD dr H Soewondo Kendal mengajak stakeholder yang meliputi pasien, keluarga pasien, sumber daya manusia rumah sakit, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit berperan aktif mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan.
Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) sekaligus dalam rangka peringatan Hari Penglihatan Sedunia tersebut dilaksanakan di ruang layanan drop in RSUD dr H Soewondo Kendal, Senin (9/10/2023).
Berdasarkan Permenkes Nomor 44 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit, PKRS merupakan proses memberdayakan stakeholder yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan di mana sesuai dengan value penting dari kegiatan promosi kesehatan, yaitu membuat sasaran berdaya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.”Tim PKRS tidak bisa berjalan sendiri, dibutuhkan sinergi antar bagian dalam rumah sakit agar menghasilkan manfaat bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung, sumber daya manusia, dan masyarakat di sekitar rumah sakit,” ujar Humas RSUD dr H Soewondo Kendal, Sulistio SKep NS.
Dikatakan kegiatan PKRS merupakan kegiatan tim yang melibatkan lintas profesi dan bagian yang mana masing-masing bagian harus berkoordinasi yang baik dan saling melengkapi.
Menurut Sulistio, RSUD dr H Soewondo Kendal, secara rutin melaksanakan kegiatan PKRS, sebagai proses memberdayakan pasien, keluarga pasien, sumber daya manusia rumah sakit, pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.
Dijelaskan, PKRS juga untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok masyarakat. Sehingga pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan melalui pembelajaran sesuai sosial budayanya masing-masing.
D alam kesempatan itu, dr Kharisma Gyna.Edhita SpM, dokter spesialis mata RSUD dr Soewondo Kendal dalam kegiatan PKRS memberikan sosialisasi tentang penyakit mata katarak.
Dijelaskan, umumnya, katarak berkembang perlahan pada usia menginjak 50 tahun, yang awalnya tidak terasa mengganggu, namun lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan saat melakukan aktivitas sehari-hari.”Penyebab katarak yang paling umum ditemui adalah akibat proses penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Lensa mata sebagian besar terdiri dari air dan protein. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel,” terang dr Kharisma.
Ditambahkan, salah satu pengobatan katarak dengan operasi Phacoemulsification atau Phaco Emulsifikasi yaitu teknik operasi Katarak yang ampuh untuk menyembuhkan mata katarak.”Ini operasi Katarak yang paling canggih dan modern karena tanpa jahit,” ungkapnya. (AU/01)