KENDAL – Ditengah isu perpecahan dan radikalisme kelompok seni Paguyuban Kuda Lumping “Eko Kapti Turonggo Seto” gelar budaya kesenian kuda lumping di Gor Tamanrejo Kecamatan Limbangan, Rabu (23/12/2020). Kuda lumping atau lebih dikenak sebagai jaran eblek mempunyai nilai budaya dan historis yang tinggi. “Jaran eblek merupakan simbol napak tilas perjuangan dakwah Kanjen Sunan Kalijogo,” tutur Amanda Subekti, Ketua Paguyuban.
Jadi jaran eblek ini merupakan pangawal daridapa Sunan Kalijogo dalam menyebarkan Agama Islam. Jadi sejatinya penyebaran agama Islam di Indonesia ini lebih kental dengan pendekatan budaya. “Kita ingin lebih mendalami dan napak tilas perjuangan Sunan Kalijogo melalui pendekatan budaya,” tambah Amanda Subekti.
Dijelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu fasilitasi program Kementerian Sosial RI melalui program kearifan lokal. Program ini diharapkan akan menumbuhkan kader pelopor perdamaian.”Melalui pendekatan budaya ini diharapkan segala macam bentuk gangguan bisa diantisipasi,” tutur Tatik Wijayati N SE dari Dinas Sosial Kabupaten Kendal.
Lebih lanjut bahwa budaya lokal sangat penting karena berakar kuat di masyarakat. Untuk itu perlu dijaga “Diuri-uri” sehingga bisa tetap lestari. “Kalau bukan kita, siapa lagi,” tegas Tatik.
Sementara itu Kepala Desa Tamanrejo Mustofa sangat mengapresiasi kegiatan budaya seperti ini.”Sesuai dengan visi desa yaitu menjadikan desa sebagai pusat ekonomi, budaya dan olahraga” tambahnya. Untuk mendukung kegiatan tersebut pemerintah desa akan menfasilitasi tempat latihan di GOR desa, peralatan pencegahan covid dan yang paling utama yaitu mengupload konten kegiatan ini di media sosial.”Sebagai media promosi dan mengangkat nama desa,” terang Mustofa.(AU/01)