KENDAL – Desa Wonorejo menjadi buah bibir, pasca disebut dalam Debat Publik Putaran Pertama pasangan calon bupati dan wakil bupati Kendal beberapa hari lalu.
Paslon nomor urut 2, Ali Nurudin dan Yekti Handayani, yang mulai menyebut nama desa yang berbatasan langsung dengan Kawasan Industri Kendal (KIK). Ustad Ali dan Ani pada sesi tanya jawab paslon mengajukan pertanyaan kepada paslon lain terkait Desa Wonorejo.
Paslon yang diusung oleh PKB, Gerindra dan Nasdem itu menyampaikan desa di sebelah timur KIK itu menghadapi ancaman rob dan penurunan tanah tiap tahunnya. Menurut mereka persoalan itu butuh penyelesaian dan campur tangan dari pemetintah daerah.
Menanggapi hal itu, H Khasan, tokoh desa Wonorejo, kecamatan Kaliwungu, membenarkan permasalahan di desanya sebagaimana yang diungkap dalam debat paslon. Dikatakan, permasalahan rob di desanya sudah menjadi rutinitas sejak dibangunnya mega proyek KIK. Dikatakan, masyarakat sebenarnya tidak keberatan jika relokasi dilakukan dengan cara yang fair. Bukan ganti rugi, tapi ganti untung.”Jangan cuma warga disuruh pindah, tapi juga harus dipikirkan kelangsungan hidup dari warga yang sebagian besar petambak,” terang Khasan, yang pernah menjabat sebagai kepala desa setempat selama dua periode itu.
Sofyan, warga setempat, menginginkan agar jalan yang digunakan oleh KIK menuju ke desanya dapat diakses oleh warga. Pasalnya, beberapa waktu lalu sempat ditutup, dan membuat warga Wonorojo terisolir.
Selain itu, imbuhnya, warga juga menginginkan agar ada langkah serius dari pemerintah maupun pihak perusahaan untuk membantu mengatasi masalah rob. Yang diusulkan, agar dibuatkan saluran irigasi baru. Pasalnya, sejak irigasi yang lama dipindah memicu rob bertambah.
Dijelaskan, memang sikap warga masih terbelah, ada yang setuju untuk direlokasi, ada juga yang ingin tetap bertahan. Bisa dimaklumi, karena ini juga menyangkut mata pencaharian kami dan kelangsungan hidup kami ke depan.”Jadi benar, kalaupun mau direlokasi, dilakukan penggantian atas hak warga yang tidak merugikan,” pintanya.
Terkait istilah ganti untung, Khasan kembali menegaskan, Wonorejo yang berbatasan langsung telah menerima dampak dari dibangunnya KIK. Warga berharap ada perhatian dari perusahaan dan pemerintah terhadap warga desa Wonorejo.”Paling tidak, kami yang terdampak langsung ini, mendapatkan prioritas dalam rekrutmen tenaga kerja. Anak-anak dan pemuda di desa kami mungkin sudah tidak bisa bertani dan mengelola tambak, ini juga perlu dipikirkan,” terang Khasan.
Sementara itu, Cawabup Yekti Handayani yang berkesempatan diundang berdialog dengan warga setempat, Minggu (22/11/2020), mengatakan pemerintah daerah harus hadir dalam persoalan yang dialami warganya. Jika memang ada persoalan di desa, yang penyelesaiannya membutuhkan kewenangan pemerintah di atasnya, pihaknya jika terpilih menyatakan siap untuk memfasilitasi dan memperjuangkan aspirasi warga.
“Alhamdulilah, setelah debat kemarin, kami diundang diskusi dengan warga. Karena kebetulan saya yang bisa hadir, tanpa pikir panjang saya datangi. Ternyata ketika kita mau turun, insya Allah semua persoalan ada jalan keluarnya,” terang Ani. (AU/01)