BLORA – Adanya sinyal para petinggi partai sudah sepakat untuk mendukung calon tunggal ini dalam Pilkada 2020 di Blora.
Ketua DPC PDIP Blora, HM. Dasum, yang juga Ketua DPRD Kabupaten Blora mengaku masih berkomunikasi intensif dengan para pimpinan partai lain. Banyak partai yang sudah gabung dan sepakat untuk mendukung calon tunggal dalam Pilkada 2020. Tinggal beberapa partai yang belum.
“Calon tunggal InsyaAllah seperti itu. Masih satu dua yang belum gabung. Insya Allah semua bisa gabung. Yang belum gabung masih kita dekati,” ucapnya, Senin (27/01/2020).
Politikus PDI Perjuangan Blora ini menambahkan, dengan adanya calon tunggal diharapkan, masyarakat tidak saling terbelah dan saling sikut dengan saudaranya sendiri karena beda pilihan.
“Dan kita dewan, juga bisa jadi satu. Sehingga perjalanan ini nanti baik kedepan. Kalau satu link enak. Bisa kondusif dari masyarakatnya sendiri. Jadi masyarakat bisa tenang dan tentram. Pembangunan lebih baik kedepan,” terangnya.
Terkait rekomendasi, Dasum mengaku akan di umumkan pada Maret mendatang.
“Rekomendasi PDIP belum turun. Kita masih menunggu. Mungkin kita akan umumkan sekitar Maret. Syukur Februari. Tapi Maret sudah kita umumkan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Siswanto mengungkapkan, calon tunggal secara regulasi dibolehkan. dan memungkinkan dalam Pilkada 2020, lawannya bumbung kosong.
“Secara regulasi dibolehkan. Memungkinkan dalam Pilkada 2020. Lawannya bumbung kosong. Secara yuridis formal dan aturan Pilkada itu juga boleh. Yang terpilih lebih dari 50 persen yang menang. Secara yuridis formal dan aturan Pilkada itu juga boleh,” jelasnya.
Lebih lanjut, Siswanto mengatakan, kebutuhan Pilkada itu besar. Mulai sosialisasi, menjelang coblosan, publikasi dan lainnya. Kalau dalam perhitunganya calon Bupati minimal Rp 25 Milyar. Kalau calon tunggal cukup sosialisasi, tidak perlu banyak uang yang dikeluarkan.
“Dan saya menyakini tidak akan ngoyo berfikir untuk pengembalian. Sehingga dia (calon.red) akan berfikir lebih jernih dalam pembangunan. Saya menyarankan seperti itu (calon tunggal.red). Sehingga Pilkada murah dan tetep berkualitas,” tegasnya.
Politikus Partai Golkar ini menegaskan, bahwa kondusifitas wilayah itu penting. Sehingga pembangunan suatu wilayah, baik pembangunan hubungan antar manusia, kualitas manusia, termasuk pembangunan fisik bisa berjalan dengan baik.
“Saya melihat gejala-gelaja dan indicator-indikator yang ada, gesek menggesek, gasak menggasak, gosok menggosok, dari antara elit politik sudah mulai nampak dan muncul. Sehingga, kemudian bagian-bagian dan elemen-elemen masyarakat sudah kerasa akibatnya. Mulai dari proses-proses Pemilukada itu sendiri,” terang pria yang juga menjabat sebagai Wakil DPRD Blora.
Menurutnya, semakin mendekati waktu pemungutan suara, mesti dinamika ini akan semakin kencang. Untuk itu, dia mengusulkan, para politisi di tingkat elit di Blora bisa bertemu, silaturrohim, ngopi bareng, kumpul darat, ngejus bareng, untuk komunikasi perihal Pilkada bisa kondusip.
“Salah satu kondisifitas itu adalah ketika ada persatuan kesatuan. Salah satunya bisa diwujdkan dengan mengusung calon tunggal,” ucapnya.
Dia juga menyerahkan partai pemilik kursi terbanyak, seperti PDIP bisa menginisiasi itu. Dan siapa yang diusung bisa dibahas dalam pertemuan tersebut.“Kalau ada calon tunggal, saya pikir itu yang terbaik,” tegasnya.
Terpisah, Komisioner KPU Blora, Hamdun menjelaskan, secara regulasi tidak ada masalah ketika pada Pilkada mendatang hanya terdapat satu pasang calon atau calon tunggal.
Menurutnya, apabila nanti itu terjadi, kata Hamdun, maka calon tunggal tersebut akan bertarung melawan kotak kosong.“Tidak ada masalah kalau ke depan seperti itu, berarti lawannya pakai kotak kosong,” ujarnya. (KU/01)