BLORA – Musim kemarau yang berkepanjangan, membuat banyak warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih, karena sumur dan sungai mengering.
Warga pedesaan yang sebelumnya mengandalkan air sungai dengan membuat belik dan bendung kecil untuk penampungan juga mengering, wargapun mulai ngluruk untuk mencari sumber air di tempat (desa) lain.“Kemarau tahun ini benar-benar terasa berat, air sungai habis mengering,” ungkap Pajar (40), warga Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Sabtu (26/10/2019).
Dikatakan untuk mendapatkan air bersih, warga harus berjalan jauh ke pinggiran sungai Bengawan, karena selain sumur-sumur warga mengering, bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sejauh ini baru dua kali.
Karjono (51) penduduk Dluwangan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Blora, mengakui musim kemarau 2019 terasa menyesakkan, sebabnya sungai yang tidak jauh dari pemukiman warga, tahun ini mengalami kekeringan serius.
Kondisi yang sama dialami banyak warga desa di 16 kecamatan lainnya di Blora. Terparah dialami warga hampir semua desa di Kecamatan Jati, Kecamatan Kunduran, Kecamatan Ngawen, dan Kecamatan Tunjungan.
“Saat ini terdata ada 150.169 Kepala Keluarga (KK) atau hampir 500.000 jiwa terdampak kekeringan, kami tiap hari rutin droping air bersih untuk warga,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Blora, Sunanta.
Puncak Kemarau
Wahono Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora mengatakan tidak hanya BUMN, BUMD dan instansi yang tergerak membantu droping air bersih untuk warga. Dua hari Senin-Selasa (21-22/10/2019), Kabupaten Blora bersama Polres bhakti sosial droping air bersih, di Desa Nglangitan, Kauman dan Desa Sembungin.
Selama dua hari ini, PWI, Polres didukung Dinkominfo, PDAM Tirta Amerta, dan BPBD Blora, menggelontorkan 180.000 liter air bersih yang diangkut 30 armada truk tangki untuk warga yang kesulitan air bersih.
Wahono menjelaskan, bantuan air bersih itu dikirim untuk masyarakat di Kecamatan Kota Blora, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Cepu, Kecamatan Sambong, dan Kecamatan Tunjungan.
Sementara itu, Kapolres Blora AKBP Antonius Anang, menjelaksan sebelum bhaksos dengan PWI, pihaknya sudah beberapa kali bhakti sosial droping air bersih bersama mahasiswa, dan ormas kepemudaan untuk disalurkan ke masyarakat luas.
“Baksos atau berbagi kasih bersama kawan-kawan wartawan PWI, adalah sesuatu yang sangat terkesan,” akunya saat droping air untuk warga Dluwangan.
Kepala Pelaksanan (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Sunanta, menambahkan saat ini ada sekitar 171 dari 295 desa dan kelurahan di Blora rawan kekeringan, dan saat ini adalah puncaknya.
Untuk membantu warga, pihaknya setiap hari droping air dengan lima unit mobil tangki air secara bergiliran, satu truk bisa droping 3-5 kali, tergantung jaraknya, itu belum termasuk mobil PDAM dan pihak lainnya. (KU/01)