Syawalan Di Boja, Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi

0
655

KENDAL – Tadisi Syawalan di Kabupaten Kendal tidak hanya di Kaliwungu saja. Setiap H+6 lebaran, pemerintah Desa Boja merayakan merti desa dan tradisi Syawalan dengan menggelar Kirab Budaya Syawalan, Selasa (11/06/2019).

Dalam kirab tersebut masyarakat tumpah ruah mengikuti pawai dengan aneka ragam pakaian tradisional dan mengiring dua gunungan yang terdiri dari sayuran dan jajan pasar. Yang menarik dalam kirab ada satu tokoh perempuan cantik berpakaian ala ratu diikuti beberapa prajurit wanita yang ikut diarak mulai dari Balai Desa Boja melewati Pasar Boja dan Jalan Pemuda yang berakhir di TPU Desa Boja. Sosok Perempuan itu tidak lain Gadis Desa Boja yang digambarkan Sebagai Ratu Pandansari atau Nyai Dapu, tokoh penyebar agama Islam di Boja, yang juga Adik Ki Ageng Pandanaran dari Kerajaan Mataram.

Saah satu warga, Ririn (34) warga Limbangan ikut menyaksikan dan berebut gunungan uang diarak panitia. Dia mengaku baru pertama ikut berebut gunungan tersebut dan ingin ‘ngalap berkah’.”Ikutan saja sepeti yang lain, katanya kalau ikut berebut gunungan bisa mendapatkan berkah,” ujarnya.

Keterangan Foto: Sesosok ratu cantik yang digambarkan sebagai Nyai Dapu ikut meriahkan pawai Syawalan Desa Boja.

Kepala Desa Boja, Slamet Riyadi  menjelaskan, pawai Kirab Budaya diikuti 11 kelompok, mulai dari pelajar yang menampilkan  marching band,  pakaian adat dan modern. Pawai juga diikuti ibu-ibu PKK dan grup kesenian tradisional. Dikatakan, Kirab Budaya ini rutin diadakan pada bulan Syuawal atau sehabis Lebaran yang intinya untuk memberikan penghormatan kepada Nyai Dapu, tokoh yang pertama kali membangun Desa Boja dan penyebar agama Islam di wilayah Boja,”Kegiatan ini sebagai rasa syukur atas anugerah Allah SWT atas semua yang diberikan untuk masyarakat Boja sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada sesepuh yang mendirikan Boja,” jelasnya.

Camat Boja, Ripurwanto mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat bagus, terutama untuk mengingatkan kepada generasi muda agar menghormati para leluhur atau para tokoh yang telah berjasa membangun desa. Nyai Dapu sebagai tokoh yang pertama kali membuka Desa Boja dan menyebarkan agama Islam di wilayah Boja memiliki jasa yang besar, sehingga harus dihormati dan selalu didoakan. “Kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan kepada Nyai Dapu dan para tokoh yang telah membangun wilayah Boja, sehingga harus terus dilestarikan,” jelasnya.

Pawai Kirab Budaya diakhiri dengan tahlil dan doa bersama di Makam Nyai Dapu. Puncak Kirab Budaya diramaikan pagelaran wayang kulit di Balai Desa pada Selasa malam. yang menampilkan empat dalang kondang dan dalang cilik.(AU/01)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini