KENDAL – Sekolah Tinggi Islam Kendal (STIK) melakukan Wisuda 80 Sarjana Pemdidikan Agama Islam di Pendopo Kabupaten Kendal, Sabtu (15/12/2018). Acara wisuda ke-VII dipimpin langsung Ketua STIK, DR KH Akhmad Tantowi MSi MPd, seluruh anggota senat STIK Kendal dan disaksikan jajaran akademika STIK dan keluarga wisuda. Dari 80 mahasiswa yang di wisuda ada tiga wisudawan terbaik yaitu Zuni Astutik dengan Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,83, Tika Noviasih SPd dengan IPK 3,75 dan M Arief Saefudindngan IPK 3,74.
Perwakilan Wisuda, Muhammad Adip mengatakan, Sarjana Pendidikan Agama (SAg) merupakan tanggung jawab, terima kasih kepada seluruh dosen untum tetap meneruskan pendidikan sehingga mendapatkan gelar sarjana di STIK. “Kedepan STIK semakin meningkatnya standar pendidikan agar melahirkan sarjana yang berkualitas,” ujarnya.
Ketua STIK DR KH Akhmad Tantowi MSi MPd mengatakan tahun ini STIK sudah meluluskan 820 alumni. Dikatakan, 90 persen lulusan STIK menjadi pendidik di sekolah bahkan sekarang yang baru diwisuda juga banyak yang sudah mendidik.”Jangan khawatir alumni STIK sudah banyak yang mendidik dan ikut berpartisipasi membangun pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Tantowi, Agustus 2019 nanti, semua Perguruan Tinggi (PT) harus sudah terakreditasi. Dijelaskan, 10 Oktober 2018 lalu STIK sudah menyelesaikan semua syarat dan tinggal menunggu hasil dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).”Mohon doanya semoga akreditasi STIK keluar sesuai harapan,” doanya.
Dijelaskan, di STIK saat ini ada tiga prodi, pertama Pendidikan Agama Islam (PAI), kedua Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan ketiga Ekonomi Syariah. Tantowi menjelaskan, Tahun 2019, STIK akan menambah prodi baru yaitu Managemen Haji dan Umroh. Peluang kerja ini sangat terbuka luas untuk itu STIK membuka prodi ini.”Kami mengaharap semua alumni menjaga nama baik almamater, karena baik buruknya almamater salah satu ditentukan sikap alumni,” jelasnya.
Koordinator Kopertis Jateng Prof Muhibbin mengatakan, STIK termasuk perguruan tinggi sehat karena melakukan aktfitas belajar mengajar, mempunyai gedung, mempunyai dosen sesuai regulasi dan terakreditasi Setya melakukan wisuda.”Dari 45 PT Islam SE-Jateng ada juga yang tidak punya kampus, tidak ada belajar mengajar, tapi STIK memiliki semua unsur PT,” jelasnya.
Untuk alumni diminta tidak mengandalkan jadi PNS, karena kalau tidak diterima akan kecewa. Muhibbin menghimbau alumni menjadi pengusaha agar bisa membarika manfaat dan peluang bagi orang lain.”Tapi kalau ada lowongan CPNS tidak ada salahnya di coba. Perlu diingat tidak ada PNS kaya, kalau ada PNS kaya perlu dicurigai kemungkinan korupsi,” jelasnya. (AU/01)