Asip Kholbihi: Tahun Depan Desa Harus Bisa Mandiri

0
78

KAJEN – Banyaknya anggaran dan pembangunan di tingkat desa membuat Bupari Pekalongan KH Asip Kholbihi meminta semua desa se-Kabupaten Pekalongan tahun 2019 wajib mandiri dan berinovasi sesuai potensi dan kemampuan desa.
Hal itu disampaikan Bupati di sela-sela meninjau stan-stan acara Bursa Inovasi Desa Kabupaten Pekalongan Tahun 2018, di Internasional Batik Center (IBC) Wiradesa, Rabu (28/11/2018).
Bupati mengungkapkan desa-desa yang ada di Kabupaten Pekalongan harus berinovasi, karena sumber daya manusia di desa sudah banyak, anak-anak muda di desa yang pintar kreatif dan tangguh. Kedua, desa punya sumber daya sosial yaitu bagaimana rasa guyub, rasa solidarity, rasa humanism yang masih tinggi di desa. Ketiga, di Kabupaten Pekalongan alhamdulillah kita dikaruniai sumber daya alam yang luar biasa, dimana masing-masing desa mempunyai potensi sendiri-sendiri.
“Dari makanan saja kita sudah sangat bervariasi, contoh gula, ada gula pasir, gula jawa, gula semut semua ada. Kemudian dari buah-buahan, dari sayur-sayuran kita juga lengkap. Kita akan kembangkan kekuatan desa ini insya Allah akan bertahap,” ujarnya. Dikatakan, kondisi air yang masih bersih. Kedua adalah udara yang masih jernih, airnya jernih, udaranya bersih. Kemudian yang ketiga adalah kekuatan local food (kekuatan makanan tradisional) yang saya kira ini akan bertahan ditengah pertarungan industry-industri global dan gaya hidup milenial.

Dijelaskan Bupati, tiga kekuatan di desa tersebut akan tetap bertahan. Air yang bersih, udara yang jernih yang tidak tercemar, kemudian didukung oleh makanan tradisional yang memadai. Inilah yang akan menjadi daya tahan desa-desa yang ada di Kabupaten Pekalongan.
Dalam rangka untuk bersaing dengan toko modern, Pemkab Pekalongan akan melakukan sinergi dan kolaborasi dengan waralaba baik toko yang berjaring nasional maupun toko-toko yang ada. Disamping itu dengan e-warung, dimana hulu dari e-warung yang ada di Kabupaten Pekalongan juga akan kita suplai dari potensi yang ada di desa sehingga nanti warga Kabupaten Pekalongan sedapat mungkin akan membeli produk-produk atau hasil-hasil yang dihasilkan dari Kabupaten Pekalongan.
“Kita punya dua pelabuhan ikan yang bisa mensuplai kebutuhan ikan laut untuk warga Kabupaten Pekalongan. Kita juga surplus beras. Ini juga bisa kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan per kapita konsumsi beras rakyat Kabupaten Pekalongan. Kita punya sentra sayur-sayuran dan lain-lain yang saya kira kalau dikelola dengan baik hubungan antar desa ini baik, maka akan berputar Rp 289 milyar ke seluruh desa di Kabupaten Pekalongan dan ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan. Saya meyakini teori itu,” tegas Bupati.
Oleh karena itu inovasinya harus dilanjutkan terus dengan cara menggali potensi yang ada dan pengembangannya. Kemudian memperkuat network (jaringan), pertama di internal desa-desa di Kabupaten Pekalongan. Setelah ini kuat, kemudian kita lakukan ke jaringan-jaringan eksternal yakni berhubungan dengan desa-desa di seluruh Indonesia untuk melakukan kerjasama.
“Kabupaten Pekalongan itu sentra batik yang merajai di seluruh nusantara. Kalau kita nanti bisa membikin holding batik yakni modalnya gabungan dari BUMDes-BUMDes kita bisa melakukan pemasaran batik secara nasional bahkan internasional. Tapi basicnya berasal dari BUMDes. Ini cita-cita ke depan. Dan segera saya perintahkan kepada OPD terkait untuk melakukan pemetaan menuju ke arah bagaimana mewujudkan industrialisasi di desa ini supaya bisa terwujud. Jadi pemain industri tidak hanya pemain besar saja, akan tetapi sejatinya BUMDes juga bisa memainkan sektor industry karena kita sudah punya pengalaman di tingkat masyarakat, tinggal ditarik/di switch di tingkat desa insya Allah bisa,” tuturnya.
Adapun inovasi yang menonjol di Kabupaten Pekalongan, Bupati mengatakan bahwa sejauh ini inovasi yang menonjol di sektor pariwisata, seperti pengelolaan pantai dan wisata-wisata alam. Sebagai contoh Pantai Wonokerto yang dulunya zero (0) income, sekarang incomenya sudah mulai bagus, dari laporan 4 bulan ini sudah mengantongi Rp 300 juta incomenya.
Terkait pengelolaan Dana Desa (DD) maupun Alokasi Dana Desa (ADD), pada tahun 2018 ini seluruh pegelolaan Dana Desa di Kabupaten Pekalongan sampai bulan Nopember ini adalah tidak ada temuan yang signifikan. Artinya para pengelola Dana Desa di tingkat desa sudah memahami aturan main.
“Jika terjadi penyelewengan dalam pengelolaan Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa, tentu kami akan bertindak tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan jangan coba-coba untuk menyelewengkan karena ini uang rakyat yang harus dikembalikan secara penuh kepada masyarakat desa. Itu dari APBN yang Dana Desa, sedangkan yang dari APBD Kabupaten Pekalongan yaitu Alokasi Dana Desa (ADD). Jumlahnya hampir Rp 350 milyar per tahun yang kita distribusikan ke 285 desa di Kabupaten Pekalongan,” tandas Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, M. Afib, S.Sos dalam laporannya mengatakan, dalam Bursa Inovasi Desa menghadirkan 1.200 orang, yang mana dua pertiganya merupakan unsur desa seperti kepala desa, BPD, dan tokoh masyarakat.
“Dalam Bursa Inovasi Desa menampilkan tiga pilar utama pembangunan desa meliputi pengembangan ekonomi lokal, pengembangan sumber daya manusia dan juga pengembangan infrastruktur,” terang Asib.
Tampak hadir dalam acara Bursa Inovasi Desa antara lain Ketua DPRD Dra. Hj, Hindun, MH., Ketua Pengadilan Negeri Pekalongan Dewa Ketut Kartana, SH M Hum dan unsur Forkompinda lainnya, Sekda Dra. Hj. Mukaromah Syakoer, MM beserta para Asisten dan Staf Ahli Bupati, beserta para Kepala OPD dan Camat se Kabupaten Pekalongan.(UJ/01))

Desa Harus Bisa Mandiri

KAJEN – Banyaknya anggaran dan pembangunan di tingkat desa membuat Bupari Pekalongan KH Asip Kholbihi meminta semua desa se-Kabupaten Pekalongan tahun 2019 wajib mandiri dan berinovasi sesuai potensi dan kemampuan desa.
Hal itu disampaikan Bupati di sela-sela meninjau stan-stan acara Bursa Inovasi Desa Kabupaten Pekalongan Tahun 2018, di Internasional Batik Center (IBC) Wiradesa, Rabu (28/11/2018).
Bupati mengungkapkan desa-desa yang ada di Kabupaten Pekalongan harus berinovasi, karena sumber daya manusia di desa sudah banyak, anak-anak muda di desa yang pintar kreatif dan tangguh. Kedua, desa punya sumber daya sosial yaitu bagaimana rasa guyub, rasa solidarity, rasa humanism yang masih tinggi di desa. Ketiga, di Kabupaten Pekalongan alhamdulillah kita dikaruniai sumber daya alam yang luar biasa, dimana masing-masing desa mempunyai potensi sendiri-sendiri.
“Dari makanan saja kita sudah sangat bervariasi, contoh gula, ada gula pasir, gula jawa, gula semut semua ada. Kemudian dari buah-buahan, dari sayur-sayuran kita juga lengkap. Kita akan kembangkan kekuatan desa ini insya Allah akan bertahap,” ujarnya. Dikatakan, kondisi air yang masih bersih. Kedua adalah udara yang masih jernih, airnya jernih, udaranya bersih. Kemudian yang ketiga adalah kekuatan local food (kekuatan makanan tradisional) yang saya kira ini akan bertahan ditengah pertarungan industry-industri global dan gaya hidup milenial.

Dijelaskan Bupati, tiga kekuatan di desa tersebut akan tetap bertahan. Air yang bersih, udara yang jernih yang tidak tercemar, kemudian didukung oleh makanan tradisional yang memadai. Inilah yang akan menjadi daya tahan desa-desa yang ada di Kabupaten Pekalongan.
Dalam rangka untuk bersaing dengan toko modern, Pemkab Pekalongan akan melakukan sinergi dan kolaborasi dengan waralaba baik toko yang berjaring nasional maupun toko-toko yang ada. Disamping itu dengan e-warung, dimana hulu dari e-warung yang ada di Kabupaten Pekalongan juga akan kita suplai dari potensi yang ada di desa sehingga nanti warga Kabupaten Pekalongan sedapat mungkin akan membeli produk-produk atau hasil-hasil yang dihasilkan dari Kabupaten Pekalongan.
“Kita punya dua pelabuhan ikan yang bisa mensuplai kebutuhan ikan laut untuk warga Kabupaten Pekalongan. Kita juga surplus beras. Ini juga bisa kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan per kapita konsumsi beras rakyat Kabupaten Pekalongan. Kita punya sentra sayur-sayuran dan lain-lain yang saya kira kalau dikelola dengan baik hubungan antar desa ini baik, maka akan berputar Rp 289 milyar ke seluruh desa di Kabupaten Pekalongan dan ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan. Saya meyakini teori itu,” tegas Bupati.
Oleh karena itu inovasinya harus dilanjutkan terus dengan cara menggali potensi yang ada dan pengembangannya. Kemudian memperkuat network (jaringan), pertama di internal desa-desa di Kabupaten Pekalongan. Setelah ini kuat, kemudian kita lakukan ke jaringan-jaringan eksternal yakni berhubungan dengan desa-desa di seluruh Indonesia untuk melakukan kerjasama.
“Kabupaten Pekalongan itu sentra batik yang merajai di seluruh nusantara. Kalau kita nanti bisa membikin holding batik yakni modalnya gabungan dari BUMDes-BUMDes kita bisa melakukan pemasaran batik secara nasional bahkan internasional. Tapi basicnya berasal dari BUMDes. Ini cita-cita ke depan. Dan segera saya perintahkan kepada OPD terkait untuk melakukan pemetaan menuju ke arah bagaimana mewujudkan industrialisasi di desa ini supaya bisa terwujud. Jadi pemain industri tidak hanya pemain besar saja, akan tetapi sejatinya BUMDes juga bisa memainkan sektor industry karena kita sudah punya pengalaman di tingkat masyarakat, tinggal ditarik/di switch di tingkat desa insya Allah bisa,” tuturnya.
Adapun inovasi yang menonjol di Kabupaten Pekalongan, Bupati mengatakan bahwa sejauh ini inovasi yang menonjol di sektor pariwisata, seperti pengelolaan pantai dan wisata-wisata alam. Sebagai contoh Pantai Wonokerto yang dulunya zero (0) income, sekarang incomenya sudah mulai bagus, dari laporan 4 bulan ini sudah mengantongi Rp 300 juta incomenya.
Terkait pengelolaan Dana Desa (DD) maupun Alokasi Dana Desa (ADD), pada tahun 2018 ini seluruh pegelolaan Dana Desa di Kabupaten Pekalongan sampai bulan Nopember ini adalah tidak ada temuan yang signifikan. Artinya para pengelola Dana Desa di tingkat desa sudah memahami aturan main.
“Jika terjadi penyelewengan dalam pengelolaan Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa, tentu kami akan bertindak tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan jangan coba-coba untuk menyelewengkan karena ini uang rakyat yang harus dikembalikan secara penuh kepada masyarakat desa. Itu dari APBN yang Dana Desa, sedangkan yang dari APBD Kabupaten Pekalongan yaitu Alokasi Dana Desa (ADD). Jumlahnya hampir Rp 350 milyar per tahun yang kita distribusikan ke 285 desa di Kabupaten Pekalongan,” tandas Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, M. Afib, S.Sos dalam laporannya mengatakan, dalam Bursa Inovasi Desa menghadirkan 1.200 orang, yang mana dua pertiganya merupakan unsur desa seperti kepala desa, BPD, dan tokoh masyarakat.
“Dalam Bursa Inovasi Desa menampilkan tiga pilar utama pembangunan desa meliputi pengembangan ekonomi lokal, pengembangan sumber daya manusia dan juga pengembangan infrastruktur,” terang Asib.
Tampak hadir dalam acara Bursa Inovasi Desa antara lain Ketua DPRD Dra. Hj, Hindun, MH., Ketua Pengadilan Negeri Pekalongan Dewa Ketut Kartana, SH M Hum dan unsur Forkompinda lainnya, Sekda Dra. Hj. Mukaromah Syakoer, MM beserta para Asisten dan Staf Ahli Bupati, beserta para Kepala OPD dan Camat se Kabupaten Pekalongan.(UJ/01))

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini