KENDAL – Kabar duka datang dari Hary Moekti, sang Ustadz yang mantan rocker kondang kelahiran Cimahi, 25 Maret 1957, telah mengembuskan napas terakhir pada Ahad malam, 24 Juni 2018 atau 10 Syawal 1439 H, sekitar pukul 20.49 WIB di Rumah Sakit Dustira Cimahi Bandung.
‘Di lintas melawa remaja-remaja dalam dunianya mereka asyik bercanda ria saling tegur’
Itulah sepenggal lirik dari lagu “Lintas Melawai” yang dinyanyikan oleh Harry Moekti, rocker yang dijuluki “Si Kutu Loncat”.
Lagu “ Lintas Melawai ” telah melambungkan namanya di belantika musik tanah air di era 1980-1990 an dan berhasil terjual ratusan ribu kopi kaset di seluruh Indonesia.
Bagi generasi yang mengalami masa remaja antara 1980-1990, tentu tidak asing dengan lirik lagu di atas karena lagu itu di launching sekitar tahun 1987.
Namun bagi kalian yang sekarang masih remaja, barangkali lirik lagu itu sedikit terasa asing di telinga.
Sosok Harry Moekti, tubuhnya tidak terlalu tinggi. Wajahnya yang sawo matang terlihat mengkilat lantaran cucuran keringat. Gerakannya liat dan lincah, seperti tak pernah mau berdiam di satu titik. Suaranya melengking tinggi beberapa oktaf. Suaranya tak hanya memukau, tetapi juga menyentuh jiwa pendengarnya.
Kesan itu melekat kuat pada diri Hariadi Wibowo, pria kelahiran Cimahi, 25 Maret 1957.
Nama Hariadi Wibowo mungkin tidak banyak yang tahu tetapi pria dengan nama panggung Hary Moekti, sangat terkenal di jagad hiburan Indonesia.
Sosoknya sebagai rocker yang enerjik selalu mendapat sorotan setiap pecinta musik Tanah Air. Bahkan, Harry Moekti sempat menjadi brand ikon bagi dunia gaul anak muda masa itu.
Dandanannya sebagai seorang penyanyi rock pun digemari banyak remaja. Jaket kulit atau rompi, sarung tangan, celana kulit ketat atau jins dengan sobekan di sana-sini menjadi pakemnya.
Tak lupa tatanan rambut serta make up layaknya rocker pun dia lakoni. Ia juga menjadi trend setter di kalangan anak muda.
Dari dialah trend seeter celana jeans berlubang yang marak dipakai anak muda kala itu. Jika ada anak muda yang tidak mengenakan celana jeans berlubang, hampir dapat dipastikan, tuduhan ‘nggak gaul’ melekat di anak muda itu.
Tatkala masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Harry memiliki hobi bermain musik. Dari hobinya itu, Harry sempat membentuk grup band.
Sejak saat itu, Harry mulai memiliki ambisi untuk eksis di dunia musik. Tetapi, ia sadar mimpinya tidak akan terwujud jika hanya berada di tanah kelahirannya. Tidak ada cara lain maka Harry mencoba mengadu peruntungan ke Ibu Kota Jakarta.
Harry merintis karir sebagai penyanyi rock di tahun 1984. Saat itu, ia bergabung dengan grup band “ Makara” sebagai vokalis. Tetapi, masa itu hanya berlangsung selama satu tahun. Grup band Makara bubar.
Meski demikian, suara Harry terdengar sampai ke telinga seorang produser rekaman. Sang produser melihat potensi yang ada dalam diri Harry. Ia lalu menawari Harry masuk dunia rekaman sebagai penyanyi solo. Di titik inilah, karir Harry mulai menanjak.
Sejak saat itulah kehidupan Hari Moekti sontak berubah. Dari seorang remaja biasa menjadi artis yang tenar dan menjadi idola remaja di seluruh penjuru tanah air.
Di bawah polesan sang produser, tak ada satupun anak muda Indonesia yang tidak mengenal Harry Moekti.
Lagu-lagu dia menempati puncak tangga lagu. Sebut saja lagu “ Hanya Satu Kata”, “ Lintas Melawai”, “ Ada Kamu ” dan masih banyak lagi lagu Harry Moekti yang menjadi hits.
Bagian reff pada lagu ” Ada Kamu” yang unik, membuat lagu itu melejit dan terjual ratusan ribu kopi. Duit pun mengalir deras ke kocek Harry. Saking terkenalnya, Harry mampu meraup pendapatan yang sangat besar.
Untuk setiap penampilannya, Harry memiliki menfaat bayaran sebesar Rp. 50.000.000, satu angka yang sangat besar kala itu.
Yah, memang kehidupan menjadi artis itu dipenuhi dengan kekayaan, kesan gelamor dan mewah. Namun Harry Moekti tidak merasakan kebahagiaan sedikitpun, seluruh harta kekayaannya tidak membuatnya hidup tenang. (ADP/09)