KENDAL – Aksi teror dan tawuran antar pelajar yang kian meresahkan membuat para guru berinisiatif menggelar Deklarasi Budaya Damai untuk pelajar. Sebanyak 2500 siswa – siswi SMA/SMK Madrasah baik Negeri maupun Swasta melakukan Deklarasi Budaya Damai di Alun – Alun Kendal, Rabu ( 16/05/2018).
Deklarasi yang dibacakan petugas menegaskan pelajar Kendal sepakat menolak segala bentuk Intoleransi dan Kapitalismen, Menolak segala jenis Narkoba serta obat-obatan terlarang, menolak perilaku Bullying , Menolak segala bentuk Kekerasan dan sepakat untuk mewujudkan budaya damai.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Basyar Rahman menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengajak seluruh elemen pendidikan yang berada di kawasan Kabupaten Kendal saling mendamaikan tanpa adanya kekerasan dilingkup sekolah.
“Kami berikhtiar seleruh elemen pendidikan yang berada di kawasan Kabupaten Kendal untuk dalam rangka mendamaikan sekolah, madrasah dan masyarakat untuk menerapkan anti bullying, anti kekerasan, anti teroris termasuk anti tawuran agar terwujud kedamaian dilingkungan sekolah” Jelas Ketua MKKS Basyar Rahman.
Wakil Bupati Kendal Masrur Masykur Berpesan kepada Guru harus meningkatkan kewaspadaan dan memberi perhatian lebih kepada anak didik dengan menanamkan kepada siswa – siswi untuk tidak mudah terpengaruh ke ajaran yang sesat.
“Maka dari itu peran guru-guru inilah yang saat ini harus saling mewaspadai dan ditingkatkan terutama untuk mendidik pelajarnya agar tidak mudah dibujuk atau terpengaruh oleh situasi yang membahayakan” Jelas Wabub Kendal.

Waspadai Ajaran Terorisme
Masyrur Maskur meminta siswa sekolah waspadai ajaran-ajaran terorisme di sekolah-sekolah. Ia mengatakan, bahwa jangan sampai kondisi kondusif dan harmonis di Kendal di ciderai dengan aksi terorisme.”Yang berbahaya adalah ketika perngaruh dari ajaran terorisme masuk dan merusak kondusifitas Kendal,” papar Masrur.
Menurutnya, pendidikan anti teroris perlu dilakukan tak hanya di bidang pendidikan formal melainkan juga dilakukan pada pendidikan non formal seperti di keluarga.
“Kasus pengeboman beberapa waktu lalu itu karena pengaruh kelurga mereka, karena pada dasaranya keluarga mereka berasal dari keluarga teroris,” paparnya.
Aksi deklarasi ditutup dengan melakukan penandatanganan 2500 peserta upacara yang bertujuan mengecam dan mengutuk aksi Terorisme sempat terjadi diberbagai daerah di Indonesia. (AU/01)