PEKALONGAN- ZAMAN milenial, dengan pesatnya kemajuan teknologi, serta perkembangan zaman, tak hanya memunculkan dampak positif. Tapi, efek negatif juga mengancam, terutama bagi anak-anak, karena belum siap menerima perubahan (10/05/2018).
Hal ini menjadikan Bupati Pekalongan KH Asip Kholbihi, meluncurkan inovasi untuk membentengi anak-anak agar dapat bertahan dan siap menerima perkembangan tersebut, serta menjadi generasi berkarakter, cerdas, dan agamis.
Dampak positif perkembangan zaman dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi, seperti media sosial yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dapat mempermudah gerak langkah menjangkau informasi secara cepat, berkomunikasi dengan mudah, bahkan menjadi sarana bisnis yang baik.
Namun efek negatif juga tak bisa dielakkan, cepatnya informasi tak jarang dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan berita hoax atau informasi menyesatkan, memunculkan pergaulan bebas, bahkan sampai pada peredaran narkoba.
Terhadap masalah itu, Bupati Pekalongan tidak tinggal diam, dan meluncurkan inovasi untuk melakukan perkuatan pendidikan karakter bagi anak-anak, utamanya bagi siswa SD/MI, dan SMP/MTs, karena dinilai masih sangat labil dan mudah terpengaruh.
Inovasi itu berupa kewajiban bagi siswa SD/MI dan SMP/MTs untuk membaca kitab Risalah Awal, yang merupakan kita tauhid dan sama dengan kitab lain. Kemudian, dalam pembacaannya disesuaikan dengan kearifan lokal yakni dibaca menggunakan bahasa Jawa.
“Ini upaya bagaimana kita membentuk pendidikan karakter sesuai amant presiden, tp disesuaikan kearifan lokal, ini kitab tauhid, sama dengan kitab lain, tapi menggunakan bahasa Jawa, supaya anak-anak tetap tahu bahasa Jawa, dan bahasa Jawa tidak hilang begitu saja,” kata bupati.
Dijelaskan, untuk program baru yang sudah dilaunching di Pendopo Rumah Dinas Bupati Pekalongan itu, meski baru akan dimulai diberlakukan pada tahun ajaran baru mendatang, tapi sekolah-sekolah sudah mempersiapkan diri, dan dalam kegiatan launching sebagian besar siswa sudah terlihat hafal kitab tersebut.
“Jadi nanti akan disusun peraturan bupati kaitan dengan pendidikan agama Islam. Ini kita lakukan karena kekhawatiran terhadap hal-hal buruk, generasi muda harus diselamatkan, kalau pengetahuan agama baik, pendalaman agama baik, akidah kuat, mereka bisa menyaring, tidak mudah terjebak pergaulan, seperti narkoba dan pergaulan bebas lainnya. Karena ini akan menjadi benteng bagi anak-anak,” ungkap Asip.
Karena kitab tersebut menguatkan anak didik, agar mengenal Tuhan, menggunakan pendekatan akal, sehingga ketika dibaca setiap hari, akan menjadikan anak hafal dengan sendirinya, dan terpatri kuat di dalam diri.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan, Sumarwati, menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pembinaan guru-guru agama, untuk melakukan pembelajaran kitab tersebut bagi siswa SD/MI dan SMP/MTs.(UJ/6)