Kajen – Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH., M.Si, (22/03/2018), disela-sela kunjungannya ke wilayah atas dan membuka kegiatan Itsbat Nikah di Kecamatan Paninggaran, berkesempatan mengunjungi kelompok petani buah manggis yang sudah tersohor ke mancanegara.
Bupati menyampaikan, Desa Paninggaran Kecamatan Paninggaran memiliki potensi tanaman bukan kayu yang sudah mampu menembus pasar internasional. Kini buah manggis hasil produksi tanaman dari desa yang berada di dataran pegunungan Kabupaten Pekalongan itu pun telah mampu menembus pasar internasional.
“Kabupaten Pekalongan memiliki potensi luar biasa, terutama produk pertaniannya. Buah manggis asal Paninggaran sudah tembus ekspor ke luar negeri. Namun, sangat disayangkan proses ekspor harus melalui perantara, yaitu Tasikmalaya, Jawa Barat terlebih dahulu,” ujar Bupati.
Dijelaskan Bupati, pada tahun 2020 pihaknya berusaha agar buah manggis bisa langsung di ekspor langsung dari Kabupaten Pekalongan. “Ini akan kami tata. Kenapa ekspor lewat ke Tasik terlebih dahulu, karena secara kuantitas produksi belum memadai. Di luar neger terutama di Eropa, buah manggis dikenal sebagai buah tropis,” katanya.
Sementara itu, Muhammad Suwandi (62), seorang petani sekaligus pengepul buah yang diekspor ke Taiwan, Tiongkok, dan sejumlah negara di Eropa itu mengemukakan, setiap hari produksi buah manggis yang dikirim ke penyuplai pengekspor buah tersebut mencapai enam kuintal sampai satu ton.
”Ekspor buah manggis asal Paninggaran ini tidak langsung saya lakukan. Tapi melalui perantara di Tasikmalaya, Jawa Barat. Para pengekspor khusus buah manggis berkumpul di sana. Karena itu, Tasikmalaya Jawa Barat dikenal sebagai sentra buah manggis. Padahal buahnya berasal dari berbagai daerah, seperti Malang dan Pekalongan,” ujarnya.
Adapun sasaran ekspor buah manggis, kata dia, adalah sejumlah negara di Asia, seperti Tiongkok dan Taiwan. Pengiriman terkadang juga dilakukan ke beberapa negara Eropa. Mengenai harga memang fluktuatif, per kilogram terkadang bisa Rp 35.000, kadang Rp 16.000, bahkan pernah Rp 11.000.
Kondisi demikian, kata dia, disebabkan oleh faktor ketersediaan barang dan tinggi rendah permintaan buah manggis di sana. ”Desember tahun lalu, harga buah manggis kualitas ekspor Rp 35.000 per kilogram. Namun untuk pasaran lokal, kami menjual Rp 7.000 – Rp 8.000 per kilogram. Pengirimannya ya hanya pasar lokal, seperti Yogyakarta, Pekalongan dan sekitarnya,” paparnya.(6)