BATANG-Bupati Batang Wihaji di dampingi Kepala Bagian Perekonomian Subiyanto Rabu, (31/01/2018) inspeksi mendadak bangunan ruko rest area Desa Kandeman yang kurang optimal pemanfaatanya.
“Kami melihat beberapa ikon aset daerah yang selama ini kurang dimanfaatkan, ada beberapa ruko yang tidak di pakai seperti di rest area kandeman yang menelan dana Rp. 1 milyar tapi tidak di pakai untuk display produk,.” Kata Wihaji
Ia juga mengatakan, setelah di bangunnya ikon di rest area kami harapa untuk dimanfaatkan sebagai tempat display produk – produk ekonomi kreatif, karena pemabangunanya sudah bagus dan sangat strategis di jalur pantura, namun saja belum ada pemanfaatan yang secara optimal.
“Bangun – bangunan milik Pemakab yang tidak di manfaatkan semestinya di harapkan di hidupkan kembali, karena kita punya banyak ikon produk – produk kerajinan, makanan, teh untuk dijadikan pusat oleh – oleh khas Batang.”Pinta Wihaji
Selama ini Pemkab Batang telah banyak kedatangan tamu dari daerah lain untuk studi banding, untuk itu dengan dimanfaatkannya kembali ruko – ruko milik Pemda sebagai pusat oleh – oleh, maka dimana pun nanti ada tamau dari daerah lain, akan kita arahkan ke pusat oleh – oleh.
“Untuk mendukung tahun kunjungan wisata 2022 dengan tagline Heaven of Asia, Pemkab kana menghidupkan kembali aset – aset milik pemda untuk dimanfaatkan lebih, dari pada bangunannya nganggur tidak di manfaatkan.” Katanya
Kepala Desa Kandeman Saryun mengatakan pembangunan ikon kecamatan yang berada di desa kami sudah berdiri di tahun 2016, memang belum di manfaatkan secara optimal karena belum ada pihak yang menyerahkan untuk di kelola, sehingga pihak desa masih enggan menggunkanya.
“Ruko Rest Area Kandeman dimanaatkan hanya saat arus mudik lebaran saja, karena hari – hari biasa sepi sehingga pedagagangpun enggan menempatinya, disamping itu juga beluma ada serah terima pengelolaanya.” Kata Saryun
Sementara Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Batang Subiyanto mengatakan, Kepemimpinan Bupati Whaji dan Wakilnya Suyono sedang menginventarisir kembali aset – aset milik pemkab, terutama ruko – ruko di jalur pantura Batang yang belum di manfaatkan secara optimal.
“Bupati Wihaji inginkan pemanfaatan secera optimal agar simpul – simpul ekeonomi terta dan bangkit, terutama untuk produk ekeonomi kreatif seperti kerjinan, makanan dan produk – produk unggulan seperti teh, kopi.” Jelas subiyanto
Ia juga menjelakan bahwa ruko – ruku tersebut dulu pernah di pakai untuk produk – produk ekonomi kreatif, namun karena sepi pengunjung, sehingga pihak pengelola tidak lagi membuka rukonya, hal tersebut juga disebabkan kurangnya kontinuitas produk dan kurangnya kreatif dan inovatif.
“Total aset ruko yang dimiliki Pemkab Batang yang berada di jalur pantura ada 4 dan semuanya tidak di optimalkan, dengan biaya bangunanya mencapai Rp.4 milyar, seperti Ruko Anjungan Mini Matangan Batang, Rest Area Kandeman, Ruko Simbang Tulis, Ruko Subah.”Kata Subiyanto.(6)