BATANG – Pekab Batang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Launching Gerakan Penguatan Budi Pekerti Kamis, (4/1) yang bertempat di Pendo agung Kantor Bupati setempat.
Bupati Batang Wihaji yang secara resmi melaunching tersebut tersebut mengusung tema ” Mewujudkan generasi emas yang berbudi luhur, cerdas, kreatif dan inovatif “.
“Sebelum kita berbicara jauh tentang penguatan budi pekerti kita coba intropeksi diri kita sendiri, apakah kita sebagai guru sudah memenuhi standar nilai – nilai dari budi pekerti apakah belum.” Tanya Wihaji di hadapan ratusan guru yang menghadiri kegiatan tersebut
Ia juga mengatakan tolak ukur budi pekerti adalah ahlak, tingkah laku, dan kehidupan kita di masyarakat, bagaimana kita sebagai orang tua sekaligus sebagai guru menjadi panutan, pedoman untuk anak dan lingkungan sekitar kita.
“Saya kira kejujuran menjadi langkah awal atau pondasi untuk mengawali suksesnya gerakan penguatan budi pekerti ini.” jelas Wihaji
Karena moral, etika dan Integritas yang tingi serta kejujuran lanjutnya, menjadi bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam penerapannya, dari semuanya itu harus dan bisa dimulai dari tingkat keluarga, sekolah, dan lingkungan kesehariannya.
“ Jangan hanya anak menjadi obyek sasaran atas penurunan moral, nilai nilai luhur dan sopan santun yang kita alami sekarang ini “ Ucap Wihaji
Ditegaskan juga oleh Wihaji bahwa kita harus menelusuri dan tau dimana akar permasalahannya, sehingga kita bisa mencari solusi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi penyebab dari turunnya budi pekerti, apakah karena dari perkembangan zaman yang membawa dampak negatif, atau penurunan kualitas dari guru serta lingkungan pergaulan yang mengadopsi budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya leluhur kita.
Kepala Disdikbud Rahmad Nurul Fadilah mengatakan, gerakan penguatan budi pekerti ini sebagai jawaban atas kegelisahan orang tua dengan keadaan anak zaman sekarang. Kemajuan teknologi yang serba modern ini kian lama kian menggusur nilai nilai moral bangsa kita.
“Turunnya nilai sopan santun dan tata krama kepada orang tua menjadi pekerjaan rumahyang berat bagi orang tua serta tenaga pendidik.” Kata Rahmat Nurul Fadilah
Untuk lebih menguatkan lagi Katanya, Kedepan akan ada mata pelajaran penguatan Budi pekerti yang mengganti mata pelajaran muatan lokal ubi kayu dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Karena jangan sampai anak kita menjadi asing dengan budaya kita sendiri budaya baik yang sudah turun menurun dari leluhur kita
” Kegiatan penguatan budi pekerti ini bisa dikatakan berhasil apabila ditahun mendatang anak anak generasi kita menjadi generasi emas yang berbudi luhur.” Pinta Rahmat Nurul Fadhilah
Dalam kegiatan tersebut disuguhkan Tarian Gambyong, drama teatrikal budi pekerti yang menggambarkan keadaan anak jaman sekarang dengan penurunan moral serta degradasi budi pekerti dan sebagai, serta tarian Khas Batang Tari Tahu Rombyong diiringi oleh Sanggar Putra Budaya.(6)