KENDAL – Tahun 2018 merupakan tahun politik, sementara akhir tahun 2017 merupakan tahun-tahun pemanasan dalam fenomena sosial kebangsaan dan politik. Diperlukam sikap kehati-hatian dalam memaknainya karena bisa saja dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab. Dalam tanda petik, hanya berorientasi pada kepentingan diri dan kelompoknya saja. Sedangkan masyarakat yang sebelumnya hidup tertib dan nyaman, justru menjadi tercerai-berai hanya karena peristiwa tersebut.
Hal tersebut disampaikan Ketua MUI Kabupaten Kendal, KH Asroi Tohir, dalam Sosialisasi Pilkada Jawa Tengah Tahun 2018 dan Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019, yang digelar Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kendal, di Ruang Rapat Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Kendal, Selasa (14/11).
Sosialisasi dibuka Kepala Kesbangpol Kendal, Ferinando Rad Bonay. Bertindak sebagai narasumber yakni, Divisi Organisasi dan SDM Panwaslu Kendal, Odelia Ami Wardani, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kendal, Hevy Indah Oktaria serta Tokoh Agama, H Muh Mustamsikin, yang juga merupakan mantan Wakil Bupati Kendal. Peserta sosialisasi adalah kiai-kiai dan pengurus MUI tingkat Kecamatan se Kabupaten Kendal. “Pilihan boleh berbeda, tapi tanggungjawab nasional harus jadi tanggungjawab bersama,” ujarnya.
Asroi Tohir menyatakan keprihatinannya atas kondisi yang terjadi akhir-akhir ini. Misal di Padang, Sumatera Barat, komplek kepolisian diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Begitu juga dengan warga di Papua juga diganggu. Menurutnya, kondisi itu bisa jadi karena adanya invisible hand dan invisible power, yakni kekuatan-kekuatan yang tidak bisa raba atau disentuh, tetapi dapat dirasakan. Mereka merupakan kelompok-kelompok yang iri terhadap keutuhan nasionalisme di negeri ini.
“Kita jangan klarut (terpengaruh) oleh anekaragam provokasi yang ingin memecah belah kesatuan dan keutuhan negara ini. Kalau kita tidak dewasa betul, akan mudah dibentur-benturkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa sebuah kebersamaan, tentu menjadi sebuah kendala tersendiri untuk dapat mencapai sebuah kesuksesan,” terangnya.
Asroi Tohir berharap, pengurus MUI dari tingkat Kecamatan harus bisa lebih dekat dengan masyarakat. Masyarakat Kendal yang agamis haruslah diajak supaya berkomunikasi untuk bersilaturahim, sehingga mampu menepis isu-isu yang tidak bertanggungjawab. “Maka sering-seringlah bersilaturahim, karena dengan silaturahim itu kita saling bertemu. Disitu juga akan ada aktivitas lanjut, yakni saling bertukar pikiran,” harapnya.
Sementara Ferinando Rad Bonay mengharapkan dalam kegiatan ini masyarakat bisa tahu tahapan pelaksanaan Pilkada dan Pemilu serentak, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut aktif sebagai petugas di PPK , PPS, KPPS, Panwascam, petugas pemantau di tingkat desa dan di TPS. “Agar masyarakat sadar dan aktif menggunakan hak pilihnya. Kemudian pelaksanaannya sukses, aman, dan lancar. Kegiatan ini akan kita teruskan di 2018 dan 2019,” ucapnya. (3)