Rupiah Melemah Akibatkan Harga Kedelai Meroket

0
56

BATANG – Rupiah saat ini makin terpuruk yakni menembus Rp 15.002 per US Dollar berdampak pada harga kedelai di sejumlah daerah terus menanjak seiring melemahnya kurs rupiah terhadap mata uang Amerika. Akibatnya para pengrajin tempe dan tahu yang menggunakan kedelai sebagai bahan pokok mulai kelimpungan. Tren kenaikan terus mengikuti pergerakan nilai tukar rupiah, bisa setiap jam berubah harganya, Rabu (05/09/2018).

Sejak beberapa hari terakhir sampai rabu siang ini, harga kedelai di Kabupaten Batang, Jawa Tengah terus bergerak naik. Di pasar tradisional Limpung, jika awal agustus lalu harganya masih dikisaran Rp 7.200 hingga Rp 7.300 per kilogram, saat ini sudah mencapai Rp 7500 sampai Rp 7.600 per kilogramnya.

Hal ini membuat para pengrajin tahu dan tempe seperti Karjo mengatakan mulai merasakan kebingungan. Mereka tidak bisa serta merta menaikkan harga jual produknya seiring kenaikan harga kedelai import, lantaran daya beli masyarakat juga tidak ikut naik. “Kenaikan harga tersebut membuat resah para perajin makanan asli rakyat indonesia tersebut,” Ujarnya.

“Sebagai jalan tengahnya mereka mengurangi ukuran tempe dan tahu yang dijual,” Imbuhnya.

Sementara itu Triyono, salah seorang pedagang kedelai import dari amerika serikat, mengaku saat ini penjualan makin lesu. Penjualan menurun antara 40 sampai 50 persen. Semisal biasanya bisa menghabiskan 1 ton perharinya, saat ini hanya bisa terjual 5 kwintal, dan terkadang juga kalau pas lagi ramai ya bisa mencapai 7 kwintal. Tren tersebut disebabkan lantaran semakin terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap mata uang jenis dollar amerika,” Tuturnya.

Mereka sangat mengharapkan pemerintah bisa segera menstabilkan harga kedelai, agar tidak semakin merugikan mereka dan konsumen. (UJ/09)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini