KENDAL – Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar acara sosialisasi dana desa, senyum salam sapa, dan akta kelahiran yang digelar di Balai Desa Puguh Kecamatan Boja, Jumat (03/08/2018) malam. Hadir dalam acara tersebut, Kepala desa, Perangkat desa, Ketua RT, Ketua RW, Ibu-ibu PKK, Karang Taruna dan sejumlah masyarakat lainya.
Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri dari tim KKN Undip, dimana materi dana desa disampaikan M. Raka Rizki, materi Akta kelahiran disampaikan Dessy Widyawati dan Yismaya Sabuna dan materi senyum salam dan sapa (3S) disampaikan Maulida Purnamasari dan Fathur Reynaldi.
Ketua panitia kegitan Rohmanudin, mengatakan, tujuan diselenggarakan sosialisasi dana desa agar masyarakat mengetahui pendistribusian dana desa dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan dana desa. Tujuan sosialisasi akta kelahiran agar masyarakat mengetahui pentingnya akta kelahiran bagi masa depan anak-anak mereka sebagai salah satu lembaran negara yang sangat penting dan sewaktu-waktu selalu dibutuhkan.”Misalnya digunakan untuk mendaftar sekolah, urusan perbankan, melamar kerja dan urusan penting lainya,” jelasnya.
Sedangkan tujuan dari materi senyum salam sapa (3S) agar terjadi perbaikan birokrasi pelayanan perangkat desa kepada masyarakat. Dikatakan, masyarakat sejatinya yang memberi amanah perangkat desa dan aparat desa lainya dalam menjalankan tugas. Untuk perangkat harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.”Ini penting untuk mewujudkan pemerintah desa yang humanis, harmonis dan berkemajuan,” ujarnya.
Harapan tim KKN Undip kegiatan ini bisa menumbuhkan revolusi mental bagi aparat birokrasi desa sehingga selalu melayani masyarakat khususnya masyarakat desa dengan prinsip-prinsip pelayanan yang baik.”Kami juga ingin menyadarkan masyarakat akan pentingnya akta kelahiran serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendampingan dana desa,” pungkasnya.
Sementara itu Kades Puguh Kecamatan Boja, Ngamidjo menyampaikan bahwa program revolusi mental adalah bagian dari nawacita Presiden Jokowi sebagai wujud dari reformasi birokrasi. Dikatakan, program tersebut telah ada pada masa Presiden Soekarno sekitar tahun 1957.”Ini kegiatan yang bagus dan harus didukung dan disukseskan bersama,” katanya. (AU/01)