
KENDAL – Jika pada era tahun 90an, angka kematian dan kesakitan tertinggi didominasi oleh penyakit menular (PM) seperti TBC, Ispa, Diare dan penyakit menular lainnya. Namun sejak tahun 2000an polanya sudah bergeser. Angka kematian dan kesakitan lebih didominasi oleh penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, jantung, stroke dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut terkait erat dengan perubahan gaya hidup dan perilaku manusia. Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Dwi Siamintarsih.
Sesuai dengan Inpres Nomor 1 Tahun tentang GERMAS di wilayah kecamatan yang berada di eks wilayah Kawedanan Kendal yang meliputi Kecamatan Kota Kendal, Kecamatan Ngampel, Kecamatan Pegandon dan Kecamatan Patebon, menggelar kampanye GERMAS, Jum’at (20/07/2018) yang dipusatkan di halaman kantor Kecamatan Ngampel dan dihadiri oleh 300 orang peserta.
Kampanye GERMAS dibuka secara resmi oleh Camat Ngampel Mugiyono. Kampanye Germas diawali dengan melakukan senam masal yang diikuti oleh seluruh peserta yang hadir dan dilanjutkan dengan makan buah bersama serta orasi terkait dengan GERMAS. Dwi Siamintarsih mengatakan tujuan diadakannya kampanye untuk mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dengan lebih menekankan pada tindakan promotif dan preventif. Dikatakan,
peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya yang sangat besar.
Beberapa jenis PTM adalah penyakit kronik dan atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen.
Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan.
Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5%.
“Hal tersebut menunjukkan PTM (utamanya stroke) menyerang usia produktif,” jelasnya.
Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%).
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan yang penting namun dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal ini jelas merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan. Tantangan besar yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
“Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah, Swasta, Organisasi Profesi, Organisasi Kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat”, tandas Dwi Siamintarsih.
Dalam kampanye tersebut, hadir juga Forkopimcam Kota Kendal, Forkopimcam Ngampel, Forkopimcam Pegandon, Forkopimcam Patebon, Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, kepala puskesmas se eks kawedanan Kendal, kader germas dan tokoh masyarakat.
Tampak hadir pula, Muh. Suyudi anggota DPRD II Kendal dari komisi E. (ADP/09)