Wihaji Teken MoU Gerakan Menuju 100 Smart City

0
105
Keterangan Foto: Bupati Batang Wihaji MoU 100 smart city di Jakarta.

JAKARTA – Untuk menuju kota cerdas (smart city) guna mendukung program tahun kunjungan wisata dengan tagline heaven of Asia, Bupati Batang Wihaji tanda tangani kerjasama atau Memorandum of understanding (MoU) ) dengan Pemerintah Pusat menuju 100 smart city Kabupaten dan Kota Se Indonesia yang bertempat di salah satu hotel di Jakarta, Selasa (08/05/2018).

Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi itu akan mempermudah pelayanan publik untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Dengan penerapan elektronifikasi merupakan aspek penting menuju penerapan konsep smart city.

Kota cerdas dan desa pintar menjadi program prioritas dalam kepemimpinan Bupati Batang Wihaji dan Wakil Bupati Suyono dalam memberikan pelayanan di era digital, karena konsep tersebut sebagai sarana paling cepat, efektif dan akurat serta sederhana dalam memberikan pelayanan serta solusi kepada masyarakat.

Keterangan Foto: Usai MoU 100 smart city Wihaji foto bersama dengan peserta lainya.

Bupati Batang Wihaji mengatakan, Smart city  sebagai konsep kota cerdas yang membantu masyarakat dalam mengelola potensi sumber daya alam dan manusia agar lebih efisien. Dijelaskan, dalam memberikan informasi yang tepat dan sederhana kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya serta mengantisipasi kejadian tak terduga yang akan dirasakan langsung manfaatnya bagi warga masyarakat Kabupaten Batang maupun wisatawan yang datang ke Batang.“MoU Smart City untuk meningkatkanu kualitas pelayanan publik yang efektif, efisien dan sederhana serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, yang juga guna mendukung program tahun kunjungan wisata menuju surganya Asia,” katanya.

Masyarakat diharapkan melalui Smart City bisa mendapatkan pelayanan dengan mudah berbasis teknologi informasi yang dapat menyederhanakan dan mempermudah mendapatkan pelayanan dan informasi. oleh karena itu sinergitas harus lebih baik antara pemerintah dan lembaga swasta atau masyarakat satu dan lainnya dapat saling terintegrasi satu sama lain sehingga program tersebut segera tercapai.“Sudah hampir semua kalangan masyarakat kini telah memanfaatkan smartphone dan jaringan internet dalam aktifitas sehari-hari. Fenomena inilah yang harus kita manfaatkan membangun masterplan data yang terintegrasi aplikasi dari semua Pemkab miliki,” ungkapnya.

Bupati menegaskan agar pemanfaatan teknologi informasi ini dapat tercapai secara utuh harus ada kesungguhan, yang harus didukung oleh semua stakeholder, pihaknya juga akan segara menyusun dan membentuk tim untuk membangun infrastruktur, serta menyiapkan segala elemen kerja yang diperlukan dalam implementasi smart city.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Batang Jamal Abdul Naser mengatakan, Pemilihan program didahuli dengan Asesmen atau seleksi terhadap 160 Kabupaten dan kota, yang pada 9 April diputuskan Kementerian Kominfo hanya 50, yang selanjutnya akan didampingi oleh tim Smart City dari pusat, adapun yang bertugas mendampingi dari ITB DR. Windy Gambetta.” Tim akan menghasilkan program kerja selama lima tahun ke depan untuk penyusunan masterplan serta quick wins,” Kata Jamal Abdul Naser.

Sebagai langkah awal Pemkab akan segera menyusun secara detail teknik-teknik yang perlu dikerjakan maupun menyiapkan infrastruktur Smart City sampai dengan data penunjang dari stakeholder yang nantinya akan terintegrasi.

Jamal menjelaskan pihaknya segera akan inventarisir dan literasi dari hal-hal yang ada di tengah masyarakat. Dengan begitu akan diketahui sejauh apa Smart City menjadi kebutuhan yang bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya oleh masyarakat, sebagai bentuk pelayanan publik Pemkab Batang yang efektif, efisien dan sederhana.

“Segera kita akan inventaris dan kita data melalui literasi dari dinas-dinas terkait termasuk pihak kepolisian dan lembaga maupun masyarakat sebagi data pembuatan masterplan dan road map menuju smart city, yang dalam pembuatannya akan di dampingi oleh ITB,” paparnya.

Menteri Komunikasi dan Informasi RI Rudi Antara mengatakan bahwa Smart City bukan untuk membeli piranti komputer atau server tapi lebih bagaimana kita merubah memperbaiki tata cara melayani masyarakat lebih baik efisien, efektif dan sederhana.”Smart city sebagai kota pintar saja tapi juga menjadi kota layak huni menuju proses kita dalam hidup bertetangga, dan membangunnya tidak hanya lima tahun saja tapi harus berkelanjutan yang utama Pemerintah bisa memberikan pelayanan yang mudah kepada masyarakat yang cepat, efisien, efektif dan sederhana dengan penggunaan internet bisa melalui smartphone,” Kata Rudi Antara.(UJ/1).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini