19,39 Persen Warga Kabupaten Pekalongan Masih BAB Sembarangan

PEKALONGAN – Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan menyebutkan ada sekitar 19,39% masyarakat yang masih buang air besar sembarangan. “Kabupaten Pekalongan sendiri mendapat urutan ke -32 dari 35 kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Ini menunjukan kita harus benar-benar menangani masalah ini secara serius bersama-sama. Bukan hanya dinas kesehatan saja melainkan semua lapisan masyarakat, guna mencapai target nasional, “ terang Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti, Senin (01/04/2019).

Menurut data ada 29 desa yang bebas dari BAB sembarangan, sementara masih ada 256 Kepaa Keluarga (KK)  yang belum terbebas dari BAB sembarangan. Untuk menangani masalah ini, tahun 2019 dianggarkan sekitar Rp 11 Miliar dalam rangka pemenuhan sarana sanitasi. “Untuk itu, masing-masing desa diharapkan dapat melaksanakan dengan baik,” terangnya.

Menurut Arini, BAB itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit menular sehingga hal ini perlu segera diatasi guna mengubah kebiasaan buruk BAB semebarangan.“Kegiatan hari ini, Saya berharap kita semua dapat mengidentifikasi apa penyebab orang melakukan BAB sembarangan, sehingga masalahnya bisa diatasi,” terangnya.

Untuk itu harus diupayakan penanggulangannya guna mencapai daerah yang bebas BAB sembarangan guna mensukseskan program SBS. Dengan adanya program dari pemerintah terkait jamban keluarga ini, dapat mengubah masyarakat berpola hidup sehat dan tidak buang air besar sembarangan lagi. Sehingga tidak terkena dampak negatif dari kebiasaan buruk tersebut.

Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hj. Hindun menyampaikan perlu membentuk komitmen bersama, dan untuk itu DPRD telah mendorong Pemda terutama Dinas Perumahan dan Lingkungan Hidup dalam penganggaran tahun 2019 dengan total anggaran sekitar 11 Milyar untuk mengatasi permasalahan jamban sekitar 19% yang harus diselesaikan ini. “Urutan kita ke -32 di provinsi ini harus diperbaiki, guna memenuhi target nasional,” tegas Hindun.

Selanjutnya Kepala Dinkes Setyawan MKes menyampaikan bahwa saat ini sanitasi berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya untuk mencapai target pemenuhan akses sanitasi nasional yaitu untuk pemenuhan air bersih 100% , Wilayah kumuh 0% dan untuk orang yang tidak buang air besar sembarangan adalah 100%.

Di Kabupaten Pekalongan, dari 19 Kecamatan untuk akses jamban atau sarana air bersih baru mencapai 80,61% , kemudian akses sarana air bersih baru mencapai 85,7 % dari total Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. “Pada kesempatan kali ini perlu kiranya dilakukan diskusi untuk mensukseskan program SBS,” kata Setyawan

Dijelaskan, tujuan kegiatan dengan jumlah peserta 361 orang ini yang pertama adalah agar ada kesepakatan untuk mendorong pencapaian SBS di desa, kecamatan dan Kabupaten pada tahun 2019. Kedua, adanya aksi nyata untuk desa ,kecamatan dan kabupaten dalam rangka pencapaian suksesnya program SBS tahun 2018.

Ditambahkan Dinas Kesehatan telah mencoba melakukan kegiatan pemberdayaan sumber daya masyarakat dengan memberikan contoh riil dimasyarakat bahwa BAB sembarangan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, sehingga harus selalu memberikan motivasi, pemicuan terhadap masyarakat agar berpola hidup bersih dan sehat, salah satunya dilakukan dengan menyediakan sarana jamban keluarga agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan. “Namun demikian sektor kesehatan saja tidak akan mampu mengatasi terget nasional dimana harus 0% untuk orang yang BAB sembarangan. Itulah target yang harus dicapai,” ujarnya.(UJ/01)