SALATIGA – Dengan di bukanya peluang usaha baru di bidang penyiaran radio oleh Kominfo, penyiar merupakan komponen penting yang sangat dibutuhkan oleh stasiun radio, dimana seorang penyiar sangat urgent kedudukannya sebagai ujung tombak serta nafas radio swasta.
Dalam hal ini peran penyiar sangat penting untuk membawa visi dan misi radio sehingga mencapai pada satu tujuan yang diinginkan.
Kesempatan inilah kemudian Yayasan Hidayah Bangsa mengambil peranannya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk kepentingan penyiaran di bidang radio.
Bertempat di hotel Laras Asri Salatiga dari tanggal 24-25 Juli 2018, Yayasan Hidayah Bangsa mengadakan pendidikan dasar penyiar radio tingkat Jawa Tengah yang diikuti oleh peserta dari beberapa kota, diantara dari Boyolali, Salatiga, Kendal, Batang dan jepara.
Acara yang dipandu langsung oleh aktivis media dari Gorontalo, Bang Muhamad Benny Mbooh, dalam sesi dasar-dasar metode penyiaran dan Bang Deriel HD Paserang yang membidangi inti teknis, seorang penyiar berjalan santai dan asik, seluruh peserta mengikuti setiap sesi dengan antusias dan semangat.
KH. Salman Farid pembina Yayasan Hidayah Bangsa dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa kaderisasi atau pelatihan seperti ini adalah bagian dari langkah untuk membangun generasi muda yang kita siapkan sebagai calon pemimpin umat yang mampu menghadapi tantangan zaman, diera teknologi digital yang semakin pesat, tentunya tantangan kedepan akan semakin berat jika generasi mudanya tidak kita siapkan dengan mental dan pemahaman teknologi informasi yang cukup.
Sekjen FSKM yang hadir di acara tersebut juga menyampaikan hal yang senada, Jawa Tengah adalah basis santri yang potensial sementara selama ini belum maksimal dalam bidang penguasaan teknologi informasi dan media, semoga dengan acara pelatihan ini mampu mencetak kader kader Islam yang akan mengisi media sosial maupun media elektronik dengan konten konten positif.
Acara yang berlangsung dua hari adalah awal pergerakan membangun generasi Islam yang sadar media, dan kedepan kita akan mengadakan pelatihan serupa sebagai upaya dan atau langkah membangun kader-kader dari kalangan santri yang mampu menterjemahkan kebutuhan zaman. (ELP/03)
