BLORA – Ketua Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Blora menyebut, sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Blora mengalami kekurangan guru. Saat ini kekurangan mencapai 900 guru.
Ketua PGRI Blora, Drs Sukarja mengatakan kekurangan itu hampir terjadi di semua SD, baik di sekolah yang berada di pinggiran maupun di perkotaan.”Memang saat ini yang menjadi PR PGRI Blora, salah satunya kekurangan guru. Ada sekitar 900 itu untuk guru SD. Kalau SMP memang tidak kekurangan,” kata Sukarja saat ditemui usai membuka rangkaian kegiatan HUT PGRI Kabupaten Blora, di GOR Mustika, Selasa (19/11/2019).
Sukarja menjelaskan bahwa kekurangan guru yang dimaksud tak lain karena guru yang mengajar saat ini masih berstatus Wiyata Bhakti. Sehingga mereka belum memiliki sertifikat pendidik.
Sukarja mengaku jika jumlah guru Wiyata Bhakti di Kabupaten Blora mencapai ribuan. Mereka tersebar di 600 sekolah.”Guru kan harus punya sertifikat pendidik. Jadi mereka yang belum punya sertifikat pendidikan belum bisa disebut guru,” tegasnya.
Dikatakan, Guru Wiyata Bhakti itu kan setiap sekolah ada. Kalau setiap sekolah ada 2 kan tinggal dikalikan jumlah SD, 600, kan sudah 12 ribu. PGRI Blora menyarankan agar Pemerintah Kabupaten melakukan pengangkatan guru sebagai salah satu upaya untuk mengisi kekosongan itu.
“Solusi dari PGRI, ada pengangkatan guru, P3K dimaksimalkan, sehingga kekurangan guru terisi,” pungkasnya.
Terpisah, salah satu guru pengabdian di Sekolah Dasar Blora Yusie Adriyani mengharapkan kalau memang Di Blora kekurangan pengajar agar guru yang sedang wiyata bhakti segera di proses untuk menjadi tenaga tetap atau guru P3K.
“Saya mengabdi ini sudah hampir setahun, kalau ada proses tes masuk pegawai tetap, Insya Allah ikut, untuk menjadi guru tetap SD,” ucap Yusie. (KU/01)